Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan dari Ruang Penilaian Cerita Anak

11 September 2025   10:16 Diperbarui: 11 September 2025   10:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: iStock/credit: rudi_suardi

Menjadi sebuah kehormatan bagi saya karena dipercaya kembali untuk membantu penilaian Sayembara Pulpen XXVII dengan fokus cerita anak. Meski sebenarnya saya juga masih banyak belajar dari para senior saya.

Setelah beberapa hari pengumpulan naskah cerita anak lewat unggahan di akun Kompasiana masing-masing peserta dan tagar yang sudah ditentukan oleh panitia, saya mulai membaca-baca cerita para Kompasianer.

Secara garis besar, cerita yang disajikan sangat variatif, dan sesuai tema. Tema yang saya berikan kepada panitia, saat dihubungi, adalah Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah kebiasaan yang harus ditanamkan kepada anak sejak bangun tidur hingga tidur setiap harinya.

Meski banyak yang sudah sesuai tema, namun masih saya temukan beberapa cerita yang bukan diperuntukkan bagi anak atau cerita anak. Ada yang menyajikan cerpen yang menceritakan anak hingga tumbuh menjadi dewasa dengan berbagai hal yang bisa menjadi inspirasi bagi pembaca. Tentu saja, jika cerpen tadi bukan dimasukkan ke kategori cerita anak, pasti bagus.

Flyer Sayembara Cerpen Pulpen XXVII. Dokumentasi Pulpen Kompasiana
Flyer Sayembara Cerpen Pulpen XXVII. Dokumentasi Pulpen Kompasiana

Jika dibandingkan dengan sayembara dengan fokus cerita anak sebelumnya, ada penurunan jumlah cerita tentang anak ini. Saya sangat mengapresiasi, Kompasianer yang sudah menempatkan diri sebagai anak dalam berkarya. Mulai dari cara atau gaya bahasa dalam bercerita yang sederhana dan kalimatnya mudah dipahami, dan daya tarik, kreativitasnya serta kesesuaian dengan kriteria penilaian lainnya. 

Dalam mencermati cerita anak yang masuk daftar sebagai peserta, ada beberapa kriteria yang saya pergunakan, seperti pada umumnya perlombaan menulis. Apa saja kriteria yang saya gunakan? Kesesuaian tema, kreativitas dan orisinalitas, nilai moral, bahasa yang digunakan, alur cerita dan data tarik cerita.

Membaca, membaca dan membaca ulang dari semua cerita anak dalam sayembara tersebut, akhirnya saya mendapatkan top five-nya. Dari top five itu sendiri, juga tetap saya baca ulang agar cerita anak yang benar-benar bagus untuk anak yang tampil menjadi pemenangnya.

Menjadi penilai sebuah lomba atau sayembara, benar-benar  membuat saya harus profesional, agar tidak menimbulkan ketidakpuasan dari para peserta, meski dari pihak panitia sudah mencantumkan bahwa keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Saya berusaha seobjektif mungkin dalam memilih, siapa pemenang dalam sayembara tersebut.

Melihat respon yang luar biasa dari Kompasianer dalam menulis cerita anak, saya sangat bersyukur, banyak penulis yang masih peduli dengan kemajuan literasi untuk anak sekaligus membantu dalam menanamkan nilai-nilai moral melalui karya tulis, karena pada dasarnya mendidik anak bangsa, bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, atau guru. Ada tangan dingin penulis cerita anak yang turut andil di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun