Ramadan, Aku akan Rindukan Hadirmu

Ramadan, hari ketiga puluhmu terasa cepat datang. Tanda kalau kau kan segera berlalu. Dengan janji bahwa kau akan datang lagi, mengobati kerinduan akan suasana puasa, mulai dari sahur hingga berbuka dan tarawih. Syahdunya bulan Ramadan dari tahun ke tahun tetap memiliki kesamaan, mengajarkan padaku agar bisa sabar dan bijak dalam hidup. Belajar dari rasa lapar dan haus yang membuat hati menjadi lebih lembut karena merasakan kesusahan orang lain. Kelembutan juga karena diri ini lebih banyak berinteraksi dengan Kalam Ilahi.

Ramadan, ketika kau kan berlalu, satu doaku, hadirmu di tahun-tahun yang akan datang, masih ada kesempatan menikmati ibadah yang lebih khusyuk. Kiranya Allah menyehatkanku dan seluruh keluarga serta umat Islam di segala penjuru dunia. Aamiin.

Kini, harapanku, apa yang kulakukan atau kukerjakan selama bulan ini semoga tetap konsisten kujalankan. Tanggungan qadha puasa tahun ini ada beberapa hari, aku bersyukur karena tak sebanyak qadha puasa tahun lalu. Selepas bulan Ramadan, kuharap bisa segera tuntas, tanpa menunda-nunda waktu. Setelahnya bisa menjalankan puasa sunah yang bisa menjaga kebersihan hati, ucapan dan tindakanku.

Ramadan, terimakasih kau ajarkan banyak hal padaku. Bahwa rasa sakit yang kualami beberapa tahun, tidak menghalangi puasaku. Aku merasa lebih sehat, meski sempat melanggar pantangan sampai tubuhku keringat dingin dan kembali mengonsumsi obat untuk beberapa hari. Ya, beberapa tahun lalu aku tak maksimal menyambut hadirmu. Hingga dua tahun terakhir, aku yakin kalau bisa menyambutmu lebih baik. Tentu saja tahun-tahun depan aku juga memiliki keyakinan yang sama. Bismillah. Semoga hadirmu di tahun-tahun mendatang, kusambut dengan tubuh yang lebih sehat, maksimal beribadah dan menjadi insan yang lebih shalih. 

Ramadan, aku akan merindukan kehadiranmu. Kan kutunggu dirimu. 

Love, Ramadan.

___

Branjang, 30 Maret 2025