Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ke Psikiater, dari Tabu ke Hal yang Perlu dan Dibutuhkan

9 Oktober 2022   21:55 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:32 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konsultasi kesehatan mental. Konsultasi gangguan kesehatan jiwa kepada psikolog klinis tidak berarti dianggap orang gila.(SHUTTERSTOCK/ESB Professional) 

"Dari kecil nggak bisa gambar dan mewarnai. Tapi sejak 1 tahun kena bully saat kelas 6 jadi hobi menggambar, dik." Cerita seorang tetangga yang kini merantau. Dia menceritakan perihal putrinya yang sering di-bully. Sampai akhirnya saat kelas 3 SMA minta diantar ke psikiater.

Saya yakin, sebagai ibu, pasti tetangga saya merasa sangat sedih karena putri yang dibanggakan down. Hingga terpikir ingin mengakhiri hidupnya.

Kini sang putri sudah kuliah. Dan kisah hidupnya dituangkan dalam sebuah buku. Saya sendiri agak lupa judulnya. Buku itu merupakan jawaban dari tantangan gurunya saat SMA.

Saya turut prihatin saat mengetahui hal yang dialami putri tetangga saya. 

"Ya Allah... Untung dibawa ke psikiater, mbak. Ke psikiater bukan berarti pasien itu gila seperti dalam pikiran orang awam. Tapi pasien yang ke psikiater itu karena merasa hidup nggak nyaman dan ingin hidup normal seperti sedia kala." Komentar saya.

Menjadi keluarga yang mengalami gangguan jiwa sungguh berat. Saya yakin itu. Ada rasa kecil hati atas yang dialami si penderita. Belum lagi pandangan orang yang menganggap itu sebagai aib. Apalagi kalau sudah dibawa ke psikiater.

Psikiater dianggap sebagai dokter yang menangani orang gila. Padahal bukan seperti itu. Ini terjadi karena masyarakat sangat awam dan tidak menyadari kesehatan jiwa. 

Dalam anggapan masyarakat, sehat itu badannya selalu fit. Tanpa berpikir kalau kesehatan jiwa sangat berpengaruh terhadap kesehatan raga seseorang. 

***

Kisah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun