Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Tua yang Teguh

19 Juli 2021   21:05 Diperbarui: 19 Juli 2021   21:06 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kibrispdr.org

Ya .. seperti saat ada kegiatan bedah rumah dari desa.

"Biar lebih layak, Mbah," pak dukuh mencoba memberikan pengertian kepada warganya ini. 

"Gubuk kula taksih layak, pak. Ngapunten. Kula mboten remen menawi dimesakke mekaten (rumah saya masih layak, pak. Maaf. Saya tak mau kalau dikasihani..."

Akhirnya pak dukuh angkat tangan. Beliau sangat menghormati pendirian Mbah Umi. Beliau mengagumi Mbah Umi dan suaminya. Di saat warga lain yang dinilai lebih mampu saja sering ribut kalau dana bantuan tidak segera cair. Mbah Umi dan suami malah berkebalikan.

"Wonten warga ingkang langkung mbetahke bantuan, pak. Kula mboten mawon (Ada warga yang lebih membutuhkan bantuan, pak)."

***

Takbir Idul Adha berkumandang sayup-sayup dari beberapa masjid di kampung Mbah Umi dan sekitarnya.

Aku bersama beberapa warga tengah mempersiapkan kegiatan penyembelihan hewan kurban esok hari. Kembali lagi terngiang di telingaku saat tadi siang aku ke rumah Mbah Umi.

Mbah Umi terlihat bahagia. Senyum terpancar dari wajahnya. Ya... kebahagiaan itu selalu hadir. Apalagi saat Idul Adha seperti kali ini.

"Ini kambing saya, pak dukuh. Tolong dibawakan ke panitia kurban ya..."

Aku tertampar. Rumahku lebih dari kata layak, keuanganku juga lebih layak. Namun aku juga warga lain kalah dengan Mbah Umi yang hampir setiap tahun berkurban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun