Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musim Hujan di Kampung Kami Kali Ini

5 Januari 2021   13:40 Diperbarui: 5 Januari 2021   15:21 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nglanggeran-patuk.desa.id

Banjir saat musim hujan di ibukota Jakarta rasanya sudah biasa terdengar. Namun jika terjadi di daerahku, di mana jauh dari Jakarta, rasanya cukup menyentakkan siapapun.

Kuharap tahun ini tak terjadi lagi seperti beberapa tahun yang lalu. Di mana tahun itu menjadi musibah besar di kabupaten kami.

Banjir meluap begitu saja setelah beberapa hari hujan tanpa henti. Jangan tanya apa yang terjadi setelah hujan itu. 

Iya. Di tempat kami terjadi banjir. Banjirnya pun tak seperti biasa. Banjir tahun itu membawa dampak negatif bagi pertumbuhan dan pembangunan daerah.

Jembatan yang menjadi penghubung beberapa desa harus ambrol. Terisolir lah beberapa desa karenanya. Tentu saja kejadian ini menjadi berita besar di daerah kami.

Ya...selama ini kami menganggap bahwa daerah kami aman dari bencana banjir. Ternyata Allah menunjukkan bahwa sesuatu yang tak mungkin bagi manusia, bagiNya bukan hal yang mustahil. Kunfayakun. 

Padi di area persawahan mengalami kerusakan parah. Padahal para petani belum lama menanam uritan padi.

***

"Aku ke rumah Mbah Musidi dulu, Bu," ucap suamiku setelah membaca chat di grup kampung waktu itu.

Rumah Mbah Musidi merupakan satu-satunya rumah warga kampung yang berada di sekitar bantaran sungai. Rumah itu biasa menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Namun berbeda dengan tahun itu, banjir yang biasa merendam bagian dapur, ternyata merendam sampai ruang depan rumah Mbah Musidi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun