Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Dua Pengembara

12 September 2020   05:56 Diperbarui: 12 September 2020   05:45 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: idntimes.com

Di depan dua pengembara berdirilah seekor beruang. Kedua pengembara itu sangat ketakutan. Mereka bingung harus melakukan apa.

Ketika mereka masuk hutan, mereka tak menemui binatang yang berbahaya. Hanya burung, monyet, tupai. Buaya, macan, singa tak mereka lihat.

Namun, secara tiba-tiba mereka mendengar suara derap langkah yang keras dan ternyata itu langkah beruang.

Saking takutnya, mereka yang semula kompak, kini salah satunya hanya memikirkan dirinya sendiri. Pengembara yang kebetulan berdiri di dekat pohon segera memanjat pohon. 

Pengembara itu tidak memikirkan sahabatnya yang bisa menjadi sasaran beruang. Bahkan untuk menyuruh temannya memanjat pohon pun tak dilakukannya.

Pengembara itu khawatir kalau sahabatnya naik pohon yang sama, hanya akan mencelakakan mereka, terutama dirinya. Karena yang ada di pikirannya, beruang akan mengoyak pohon dan menjatuhkan mereka.

"Tolong aku, teman! Aku takut!"

Pengembara yang masih berada di depan beruang berteriak minta tolong.

"Tolong bagaimana? Kalau kamu memanjat pohon ini, kita bisa mati," seru pengembara di atas pohon.

Pengembara yang berada di bawah pohon semakin ketakutan. Dia tak menyangka kalau sahabatnya ternyata tak mempedulikannya.

Sementara beruang memandangi pengembara di depannya. Lalu mendekati si pengembara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun