"Kamu nggak boleh ke sana, nak. Untuk ke sana kamu harus menyeberangi sungai yang arusnya deras," ibu Bebek menasehati anaknya, Meri.
Meri cemberut. Bagaimanapun dia ingin sekali ke pertunjukan sirkus Om Macan. Dari cerita yang Meri dengar dari teman-temannya, Om Macan bisa melewati lingkaran api. Ya... teman-teman Meri sudah pernah menonton pertunjukan itu. Jadi sekarang Meri ingin menonton juga.
"Pertunjukannya nggak bayar kok, Bu," Meri meyakinkan ibunya untuk pergi ke pertunjukan itu.
"Iya, nak. Tapi keselamatanmu bisa terancam..."
"Tenang saja, Bu! Aku pasti bisa ke sana dengan selamat! Temannya banyak juga kok!" Ucap Meri dengan riang dan semangat.
**
Hari yang dinantikan Meri tiba juga. Hari di mana pertunjukan sirkus Om Macan dilaksanakan.Â
Meri senang sekali. Pagi-pagi sebelum Subuh, dia sudah bangun. Dia mandi dan menyisir bulu tubuhnya biar rapi. Lalu dia shalat Subuh bersama ibu dan berdoa.
Setelah selesai shalat Subuh dan berdoa, Meri segera berpamitan kepada ibunya.
"Aku sudah ditunggu teman-teman, Bu. Aku berangkat dulu ya!"Â
"Sarapan dulu, nak. Biar kamu kuat jalan..."