"Merpati, bangun!"
Tubuh Merpati diguncang-guncang bebek. Perlahan mata Merpati terbuka. Langit sudah gelap.
"Alhamdulillah kami sudah sadar."
Merpati mencoba bangun. Tetapi dadanya terasa sesak. Merpati memuntahkan air yang tadi tertelan olehnya.
"Kamu pingsan lama sekali, Merpati. Kami mendengar teriakanmu dan menemukanmu di dekat kayu itu." Bebek menunjuk kayu yang berada di tepi sungai.
"Lain kali hati-hati kalau bermain di sungai. Kamu bisa tenggelam. Tubuh dan kakimu tidak seperti kami."
Merpati memperhatikan perkataan bebek tadi. Diperhatikan pula bentuk kaki bebek yang bisa membuat tubuh bebek bisa berenang di sungai. Tak seperti kaki miliknya.
Merpati sadar kalau selama ini anggapannya salah. Selama ini dia merasa paling hebat karena selalu berada di tempat yang bersih. Bahkan dia sudah mengolok-olok bebek-bebek itu. Malah ternyata bebek-bebek itu yang telah menyelamatkan ketika tenggelam.
"Iya, Bebek. Terimakasih telah menolongku."
Bebek-bebek itu mengangguk.
"Maafkan aku juga ya, Bebek. Tadi ucapanku pasti menyakiti hati kalian."
"Tak apa, Merpati. Sekarang kamu istirahat dulu. Kami menemani di sini."