Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Reuni Para Pensiunan, Meski Hanya Reuni Dadakan

2 Juli 2020   10:15 Diperbarui: 2 Juli 2020   10:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka adalah para pensiunan guru yang sedang mengantri untuk mengambil uang pensiunnya. Ada obrolan ringan setiap kali reuni sederhana dan dadakan. Gambar: dokpri

Pagi ini saya ke salah satu bank swasta yang cukup besar di wilayah DIY. Ada keperluan sedikit.

Suasana bank tentu tertib karena aturan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Para nasabah harus cuci tangan, dicek suhu badannya dan untuk mengambil nomor antrian pun diambilkan satpam. Hihi. Bagi saya tak masalah. Malah kepeneran!

Sambil menunggu antrian, saya perhatikan beberapa nasabah yang mayoritas adalah para pensiunan. Maklum sekarang tanggal muda, waktunya untuk menerima uang pensiun. Salah satu nasabah yang antri adalah guru saya saat SD.

Sebenarnya beliau masih tampak segar dan masih pantas untuk mengajar para siswa. Namun itu tidak mungkin. Di usia senjanya pak guru saya beraktivitas di rumah. 

Kadang mengantar jemput sekolah cucu-cucunya. Atau kalau tidak ya ke ladang. Tak jarang saya bertemu beliau memboncengkan pakan sapi. Beliau memelihara sapi untuk mengisi waktunya.

Ya memang di hari tuanya, pak guru saya tetap aktif. Masih gesit. Ke mana-mana bawa motor sendiri. Ah semoga saya pun bisa melalui masa tua dengan tubuh yang tetap bugar.

Seperti halnya para pensiunan lainnya, pak guru saya mendapatkan uang pensiunan setiap bulannya. Hasil jerih payah selama mengabdi, benar-benar harus dihargai oleh negara. Dan beruntung para pensiunan memang diperhatikan oleh pemerintah.

Uang pensiun yang mereka terima, disalurkan melalui rekening masing-masing pensiunan. Ada beberapa perubahan cara pengambilan uang pensiun sebelumnya. Namun yang terakhir dengan transfer ke rekening pensiunan yang bersangkutan.

Itupun para pensiunan harus absensi dulu melalui aplikasi tertentu. Jika kesulitan maka satpam yang berjaga akan membantu para pensiunan ini. Ya maklum, namanya orang sepuh kalau berhadapan dengan teknologi kadang merasa gaptek.

Kalau sudah absen dan mengambil nomor antrian pada bagian Teller, mereka duduk di kursi antrian. Seperti nasabah lainnya. 

Apa yang dilakukan pak guru dan teman sejawatnya? 

Saat mengambil uang pensiunan, pak guru saya dan teman-temannya saling ngobrol seru. Apa saja diobrolkan. Mulai dari kegiatan mereka, keluhan sakit encok, asam urat, serta penyakit lain yang diderita masing-masing pensiunan.

Bahkan mereka terkadang mendapatkan informasi tentang berpulangnya sahabat seperjuangan mereka saat bertemu di bank. 

Lalu pengalaman masa lalu pun terkadang tak luput dari obrolan mereka. Saya yakin mereka akan merasa ringan dan senang karena bisa berbagi kisah hidup selepas tak lagi menjadi pegawai negeri.

Ya... pak guru saya, bapak saya dan para pensiunan lainnya reunian mendadak setiap tanggal muda. Itupun terjadi di bank. Tanpa harus makan-makan, perencanaan yang njlimet. 

Tak seperti yang kita alami. Kita kadang sering terbersit mengadakan reunian dengan sesama alumni. Entah alumni SD, SMP, SMA atau kuliahan. Lingkup kelas maupun sekolah. 

Ada banyak rencana, mulai kapan, di mana pelaksanaannya, biayanya bagaimana, bayarnya ke siapa, acaranya seperti apa dan sebagainya.

Rencana yang njlimet dan banyak dibahas di grup WhatsApp, ternyata saat hari H, reuni tak sukses. Dari teman alumni kelas misalnya berjumlah 35, yang hadir tak sampai 10 orang.

Kejadian itu dialami suami saya. Temu alumni atau reuni yang dakik-dakik atau njlimet perencanaannya, dalam kenyataan tak seindah yang direncanakan. Hihii. Saya sampai tertawa ketika suami menceritakan reuni yang didatangi tak sampai separo alumni.

Nah... ternyata reuni orang muda yang penuh perencanaan malah kalah dengan reuni dadakan para pensiunan ya? Para pensiunan tanpa rencana apapun, bahkan tanpa komunikasi melalui telepon, SMS atau lainnya, tetapi karena setiap bulan harus mengambil uang pensiunan, mereka dipertemukan di bank.

Ah...indahnya melihat mereka saling bertemu dan reunian secara sederhana. Teriring semoga guru-guru saya, orangtua dan siapapun, selalu sehat dan bisa menikmati masa tua dengan bahagia. Bersama pendamping, dan anak cucu. Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan usia yang barokah. 

Salam penuh cinta untuk para pejuang negara yang telah memasuki masa pensiun atau purna tugas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun