Risa terlihat sangat murung. Tak ada wajah ceria seperti biasa. Ketika teman-teman di luar kelas dan jajan di kantin saat jam istirahat, Risa hanya berada di kelas.
Dia duduk di kursinya. Kepalanya diletakkan di atas meja di depannya. Sementara tangannya mencoret-coret kertas. Coretan yang tidak beraturan.
"Risa, kok kamu nggak ikutan teman-temanmu?" Tanya Bu Tiara, guru kelas Risa.
Risa terperanjat. Dia mengira bahwa Bu Tiara sudah berada di kantor guru.
Risa menggelengkan kepala, tanpa sepatah kata terucap dari mulutnya.Â
Melihat perilaku Risa yang tak  seperti biasanya, Bu Tiara sangat penasaran. Bu Tiara duduk di kursi sebelah Risa. Ditatapnya Risa dengan lembut.
Tangan Bu Tiara mengelus kepala Risa. Sebuah bentuk perhatian bagi Risa. Bahkan juga untuk temannya yang sedang sedih. Ya memang Bu Tiara sangat memperhatikan siswa-siswinya meski terkadang perilaku siswa membuat kesal Bu Tiara.
Bagi Bu Tiara, siswa itu membutuhkan perhatian sehingga perilaku nyleneh siswa tidak dimasukkan dalam hati. Sungguh guru yang sangat baik bagi Risa dan teman-temannya.
"Bu guru akan menunggumu, Risa. Bu guru tidak tega kalau kamu murung dan sedih..."
**
"Aku sedih, Bu guru..." akhirnya Risa mulai bercerita.