Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stress? Ini Terapi ala Saya

11 Oktober 2019   15:07 Diperbarui: 11 Oktober 2019   17:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis untuk merefresh otak yang jenuh dengan aktivitas harian yang monoton. Ilustrasi: ilovelife.com

Saya pernah mendapatkan pesan lewat Whatsapp dari seorang Kompasianer bahwa apapun yang terjadi akan terus menulis di K, entah respon admin atau pembaca seperti apa, tak dipikirkan.

Alasannya untuk menulis karena memang sudah hobi dan sebagai terapi bagi otak. Otak yang digunakan untuk bekerja pasti sering jenuh dan stress. Nah untuk menghilangkan stress itulah maka bisa diluapkan dalam bentuk tulisan entah puisi, cerpen atau artikel lainnya. Sehari saja tak menulis, bisa pusing.   

Kalau saya pribadi sebagai perempuan yang sudah memiliki suami dan anak, pasti juga merasakan capek, kesal dan perasaan lainnya. Karenanya, saya melepaskan uneg- uneg yang sesuai dengan kepribadian saya.

Saya tak seperti perempuan lajang yang bisa bepergian ke sana kemari untuk menghibur hati yang kalut dan pikiran yang jengah. Saya sudah kecinthung, tak bisa ke sana kemari dengan bebas. Ada anak dan suami yang membutuhkan saya di rumah. Kalaupun keluar rumah ---dolan---, baru sebentar saja hati tak tenang memikirkan anak yang mungkin rewel dan bapaknya tak bisa menenangkannya.

Refreshing bersama anak dan suami pun terbatas. Suami tak selalu standby untuk menemani dolan. Rencana mau ambil cuti saja selalu gagal meski sudah direcanakan sejak beberapa tahun yang lalu. Saya juga tak terlalu menuntut sebenarnya. Sejak awal saya menerimanya sebagai calon suami, saya sudah tahu resiko jika menikah dengannya.

Nah, untuk menghilangkan stress dan terapi bagi otak dan hati, ada beberapa yang saya lakukan. Pertama menulis. Segala kerisauan yang saya alami, terutama ketika mengajar saya wujudkan dalam bentuk artikel. Jika diperhatikan, artikel edukasi yang saya tuliskan, itulah yang saya alami, rasakan dan pikirkan. 

Dalam menuliskannya saya berharap ada masukan atau komentar, sebagai masukan bagi saya atas "masalah" saya di sekolah. Bahkan mungkin bisa juga saya dapatkan dari tulisan Kompasianer lainnya. Menulis memang harus diimbangi dengan membaca. Pengetahuan akan lebih luas dan terbuka, bahkan bisa menginspirasi baik dalam hidup bermasyarakat, di sekolah dan tentunya dalam menulis.

Berikutnya, yang tak kalah dengan menulis dan membaca, saya membuat coretan gambar untuk menghilangkan stress. Kemampuan menggambar memang tak keren seperti pelukis, sarpras saja tak punya. Yang penting menggoreskan sketsa pada kertas kosong, akan membuat hati lebih tenang.

Menggambar merupakan wujud ekspresi kejiwaan yang menyenangkan. Tak perlu memikirkan keindahan gambar. Toh yang namanya keindahan gambar juga relatif. 

Melatih kepekaan sekaligus merefresh otak dengan membuat gambar. Ilustrasi: tipsdoktercantik.com
Melatih kepekaan sekaligus merefresh otak dengan membuat gambar. Ilustrasi: tipsdoktercantik.com
Ketika menggambar, ada imajinasi dan membutuhkan kesabaran tinggi. Apalagi kalau sudah masuk ke tahapan pewarnaan. Gradasi warna agar gambar lebih hidup sangat dibutuhkan. Gradasi warna tak didapatkan secara sembarangan. 

Saya hanya sekali mendapatkan materi ini dari salah satu dosen saya. Karena keterbatasan belajar saya, ya hasilnya seadanya saja. Ilmu itu bukan hanya saya konsumsi sendiri, siswa yang menjadi target utama dan hasil gambar saya kalah dibandingkan dengan beberapa siswa berbakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun