Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Andro

9 Agustus 2019   05:45 Diperbarui: 9 Agustus 2019   05:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict: 73photoworks.com

Sebelumnya

Aku hampir tersedak ketika Nita bercerita kalau Andro sudah bicara dengan ayah Sherly. Aku kalah start ternyata. Kalau dipikir ya aku sendiri yang salah, aku begitu malas dulu. Jadi kalau Andro nyolong start kukira tak ada yang salah. 

Tapi sebagai calon pendamping Shery, aku juga perlu tahu juga kisah mereka. Masalahnya Sherly juga tak mau cerita tentang Andro. Atau mungkin memang belum waktunya. Sherly sendiri juga punya kesibukan. Selepas mengajar, dia memberikan les ke anak- anak di kampungnya, gratis.

"Beramal saja, mas. Tak mungkin kan mengejar materi terus..."

Sherly memberi keterangan atas aktivitas yang menyita waktu tapi tanpa memikirkan materi. Itulah yang membuatku semakin klepek- klepek sama Sherly. 

**

"Kamu pasti penasaran bagaimana reaksi Sherly kan, Sang?"

Nita menanyakan hal itu seakan bisa membaca pikiranku. Aku tersenyum, kuhilangkan prasangka buruk yang sempat membayang di otakku.

"Dia masih kesal dengan Andro. Jadi dia menolak lamaran Andro. Bapaknya Sherly sendiri menyerahkan keputusan di tangan Sherly. Prinsipnya yang menjalani rumah tangga kan Sherly, jadi dia yang mengambil keputusannya..."

Aku lega mendengar penuturan Nita. Ternyata hatinya tak tercuri oleh Andro. Nita tersenyum. Kukira dia menebak isi kepalaku lagi. Ah...biarlah!

"Tapi kasihan juga sama Andro, Sang..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun