Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jumpa Nita Lagi

8 Agustus 2019   05:45 Diperbarui: 8 Agustus 2019   05:54 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya

Di seberang jalan Imogiri, mataku menangkap sosok perempuan anggun bersama seorang anak perempuan kecil. Usia perempuan kecil itu sekitar 3 tahun. Dahiku berkerut mencoba untuk mengingat- ingat siapa perempuan anggun itu.

Di tengah- tengah aku mengingat siapa perempuan itu, dia menganggukkan kepala. Tanda memang dia mengenalku. Tapi yang kuheran, mengapa dia tak menyapaku. Setelah menganggukkan kepala, dia tampak merendahkan posisi tubuhnya. Memastikan suara anak perempuan di sampingnya bisa didengarnya dengan baik.

Perempuan kecil itu bicara dekat telinga perempuan anggun ---yang belum juga kuingat namanya---. Tak berapa lama keduanya mendekati seorang lelaki yang ditunjuk si perempuan kecil itu.

Tunggu dulu. Aku juga tak asing dengan lelaki itu. Meski wajahnya tak jelas kulihat dari tempatku berdiri, dari ciri tubuhnya kuingat betul, siapa dia. Iya. Lelaki itu kuyakin bernama Andro. Lelaki yang begitu membenciku. 

Perempuan kecil itu menyalami Andro. Mereka seperti dekat satu sama lain. Sementara perempuan anggun itu hanya memandangi keduanya dengan tersenyum. 

Tak lama kemudian si perempuan kecil itu pergi bersama Andro. Sebelum meninggalkan perempuan anggun itu, si perempuan kecil itu melambaikan tangannya.

**

"Kamu beneran lupa sama aku, Sang?"

Perempuan anggun tadi menyapaku dan bertanya apakah aku mengingat namanya ataukah tidak, setelah Andro dan si perempuan kecil menghilang dari pandangannya. Seperti biasa, aku lupa. Aku masih bingung mengingatnya.

"Iya. Lupa. Kalau wajahmu sih nggak lupa. Tapi kalau namamu...ya begitulah..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun