Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bicara sebagai Lelaki Dewasa

7 Agustus 2019   05:45 Diperbarui: 7 Agustus 2019   05:52 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya

Waktu pulang kerja sudah tiba. Kukemasi dan kurapikan tugas- tugas mahasiswa. Sementara laptop masih menyala. Soal untuk Ujian Tengah Semester baru saja selesai kuedit. Pelaksanaan UTS masih dua minggu lagi. Namun aku harus selesaikan soal itu.

Aku harus bisa membagi waktu. Aku sendiri saat ini mulai kuliah strata dua. Dosen dituntut berijazah minimal S2. Kuyakin nanti juga ada kebijakan baru. Pendidikan seorang dosen tak berhenti di S2.

Kuikuti alur sajalah. Toh ilmu itu juga bermanfaat untukku. Juga untuk keluargaku kelak kalau aku sudah berkeluarga.  

Bedanya mungkin terletak pada kawan kuliah saja. Pas kuliah S1 dulu usia teman seangkatan tak jauh berbeda. Sebaya. Namun saat ini kawanku juga beragam baik profesinya maupun usianya. Aku malah bersyukur, belum sampai usia 30 tahun aku bisa mengenyam pendidikan S2.

Perbedaan lainnya, dulu ada teman yang memperhatikan kalau tak kuliah. Sekarang tak lagi seperti itu. Aku harus lebih mandiri. Tak boleh terlalu bergantung pada seseorang, apalagi sama perempuan pujaan hati.

Saat ini aku harus buktikan bahwa aku bisa menjadi lelaki yang patut diandalkan, dibanggakan dan bertanggung jawab. Kalau tak sekarang, mau kapan lagi?

Pikiranku harus jauh ke depan. Aku sudah harus memikirkan untuk berkeluarga juga. Kalau berkeluarga aku harus menjadi sosok imam dan kepala keluarga yang baik. Kutempa diriku untuk menjadi lelaki yang kuat. 

Ahhh... aku memang sudah dewasa secara usia. Namun secara mental aku kadang kekanakan. Mungkin karena pengaruh statusku sebagai anak tunggal. Ini itu tinggal bilang sama orangtua, sudah pasti terpenuhi.

Dalam beribadah pun, saat ini aku lebih tertib. Jangan coba tanya bagaimana kehidupan religiku dulu. Hancur. Shalat bolong- bolong. Bisa ngaji tapi tak pernah kulakukan. Kini semua itu kuubah. Setiap kumandang adzan aku usahakan ke masjid kampus. Kalau lalai, ada dosen senior yang greteh mengingatkan dan mengajakku ke masjid.

Akhir- akhir ini, setelah aku berjumpa dan lebih dekat dengan Sherly, dia sering mengirimkan pesan juga. Sekadar mengingatkan sudah shalat atau belum, makan apa belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun