Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Boleh Berhutang, tapi Tunggu Dulu...

30 Juli 2019   09:16 Diperbarui: 30 Juli 2019   13:58 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keseharian manusia selalu dihadapkan pada kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan pokok tersebut terkadang kita menghadapi kesulitan. Antara pendapatan dan pengeluaran, lebih banyak pengelurannya. Besar pasak daripada tiang.

Saya sendiri juga merasakan begitu. Punya 3 anak pastinya ada pengeluaran berlebih untuk mereka. Sekalipun suami juga ada penghasilan tetap, dan saya memiliki sedikit simpanan dari hak saya sebagai pendidik, terkadang juga menghadapi kesulitan keuangan juga.  

Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan tadi manusia ---termasuk saya tentunya--- mengambil jalan untuk berhutang. Namun langkah ini harusnya menjadi langkah pungkasan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Sebelumnya harus sudah ada ikhtiar atau usaha untuk menghasilkan uang atau pendapatan. 

Kebutuhan sehari- hari memang tak lepas dari manusia agar hidup layak. Terutama kebutuhan pokok atau primer, bukan lagi kebutuhan sekunder apalagi tersier. Alangkah ruginya manusia jika berhutang ---yang akan menjadi beban dunia akhirat--- hanya untuk kebutuhan sekunder apalagi tersier.

Jika kebutuhan primer telah terpenuhi maka manusia wajib bersyukur. Tak perlu mendongakkan kepala ke atas ketika melihat kesuksesan dan tetangga atau sahabat yang memiliki ini- itu. 

Jika tergiur oleh rasa iri dan ingin memiliki hal serupa padahal secara ekonomi tidaklah mampu maka dia akan terjerumus dalam kegiatan utang piutang, tak peduli jika utang piutang itu melibatkan rentenir.

Harus ada rem dalam diri untuk mengendalikan hawa nafsu ingin memiliki sesuatu yang tak mampu dipenuhi. Nrimo ing pandum harus dilakukan. Jangan membebani diri. Kita ingat saja bahwa utang harus dibayar. Jika tak dibayar maka "hitungannya" bisa sampai akhirat.

Meski terkadang ketika ada orang meninggal ketika dipamitkan oleh sanak keluarga kita mendengar bahwa jika si almarhum memiliki kewajiban ---utang--- untuk dikomunikasikan dengan keluarga, bukan berarti manusia bebas melakukan utang tersebut.

Kapan utang dilakukan?

Utang sudah menjadi satu hal yang biasa kita dengar. Bahkan utang ini dilakukan oleh hampir setiap manusia, entah hutang itu bernilai kecil sampai besar. Dari perorangan hingga kehidupan bernegarapun tak asing dengan kata hutang.

Kalau saja dalam pemenuhan kebutuhan primer sudah terpenuhi, manusia bisa memenuhi kebutuhan sekunder maupun tersier, dengan bertahap. Kita bisa menabung sedikit demi sedikit untuk memenuhinya. Tak ada deadline untuk segera memenuhi kebutuhan sekunder atau tersier tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun