Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Siaran Televisi Beragam, Mari Bijak dalam Memilih Material Tontonan untuk Anak

31 Maret 2019   21:22 Diperbarui: 1 April 2019   03:18 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberikan wawasan yang luas dan mendukung pendidikan anak
Selain tayangan musik yang bisa menghibur ternyata dari menonton televisi maka wawasan anak bisa lebih luas. Bahkan film kartun pun bisa memberikan pengetahuan luar biasa bagi anak. 

Pernah anak sulung saya ketika masih balita tiba-tiba bilang kalau mau menggambar ubur-ubur. Padahal saya tak pernah memberitahukan tentang ubur-ubur. Apalagi tempat tinggal jauh dari pantai. Kok dia bisa tahu? Saya terheran-heran. Teman kerja pun juga bertanya hal serupa. Ternyata oh ternyata dia tahu tentang ubur-ubur dari kartun Spongebob. 

Selain itu pengetahuan tentang musim pun diperoleh dari film kartun. Dari film Dora Emon,  Maruko Chan anak tahu tentang musim semi, musim gugur, musim panas dan musim dingin. 

Jadi kita tidak bisa memandang sebelah mata akan film kartun. Pun tayangan tentang keragaman bangsa, proses pembuatan susu dan lain-lain juga tak kalah dalam memberikan informasi yang sangat penting bagi anak dan bisa lebih memberikan pemahaman anak akan materi pelajaran yang dipelajari di sekolah. 

Menambah perbendaharaan kosakata dan berbahasa anak
Tayangan televisi mau tak mau pasti mengandalkan audio visual dalam penyajian tayangannya. Dari sini maka anak bisa memperoleh perbendaharaan kata yang lebih kompleks. Pun kemampuan berbahasa anak juga bisa lebih terasah. 

Saya jadi ingat dengan si sulung. Ketika masih TK--usia balita-- kosakata bahasa Melayunya cukup tinggi. Cara berbicara pun meniru logat Melayu. Mengapa bisa begitu? Dia hobi sekali menonton Upin dan Ipin.

Saya pribadi sempat khawatir juga dengan cara bicara si sulung. Namun saat ini kosa kata bahasa Melayu dan logatnya sudah pudar. Dia lebih senang menonton tontonan seperti Laptop si Unyil.

Dampak Negatif Tontonan Televisi bagi Anak-anak
Disamping dampak positif tayangan televisi juga memiliki dampak negatif bagi anak. Apa sajakah itu?

Kualitas  kesehatan turun
Seperti halnya ketika kita memanfaatkan gawai secara berlebihan maka akan berdampak pada kesehatan. Terutama kesehatan mata. Terlalu banyak menonton dapat mempersempit arteri pada retina mata, setidaknya itu merupakan hasil penelitian di University of Sydney. 

Dampak lain dari seringnya menonton televisi pada anak usia 2-10 tahun, apalagi lebih dari dua jam, maka akan berisiko 30% lebih tinggi pada gangguan tekanan darah. Ini juga beresiko menderita gangguan pada jantung.

Anak menjadi pasif secara fisik dan mental
Jujur atau tidak,  diakui atau tidak seseorang atau anak yang sering menonton televisi maka dia akan ndhingkleng atau fokus menonton. Dipanggil orangtua juga tidak menggubris. Mereka akan asyik dengan tayangan televisi. Akan tetapi fokus untuk belajar menjadi terganggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun