Mohon tunggu...
Jonny Taurus
Jonny Taurus Mohon Tunggu... -

Cikaracak Ninggang Batu Laun-laun Jadi Legok

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Om Jimmy... Wow!!

22 Oktober 2012   10:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13509025661033175627

Mungkin beliau yang paling tahu isi seluruh sekolah ini, sebab jika ada guru atau siswa membutuhkan atau mencari suatu barang, pastilah beliau yang pertama kali dihubungi, dan biasanya beliau akan dengan senang hati membantu mencarian barang yang dibutuhkan tersebut. Popularitasnya di kalangan siswa sangat terkenal, sejak angkatan pertama hingga kini tidak ada seorang siswapun yang tidak mengenal beliau. Begitupun sebaliknya, beliau mengenal seluruh siswa-siswa yang bersekolah disini atau yang pernah bersekolah disini dan sekarang menyandang gelar alumnus. Jaringan sosial yang dibina dan dimilikinya sering dimanfaatkan oleh saya sebagai konselor di sekolah ini, sebab dia lebih mengetahui keberadaan orang per orang dari seluruh siswa di sekolah ini. tidak sedikit siswa yang dengan santainya ngobrol bersama beliau sambil curhat, dan selaku orang tua, beliau dengan bijak sering menanggapi keluhan dan ceritera para siswa. Jika dibanding dengan saya, mungkin dia lebih banyak menerima klien disela-sela beliau mengerjakan pekerjaan rutinnya.

Beliau biasa dipanggil Om Jimmy, walau nama sebenarnya adalah Yana, dan bukan hanya siswa, namun gurupun banyak yang tidak mengetahui nama asli dari tokoh fenomenal kita ini. Kenapa harus disebut fenomenal?  Sebab beliaulah yang sebenarnya “menguasai” sekolah, mulai dari pagi buta, beliau sudah membuka seluruh pintu kelas, dan membersihkan halaman kelas dengan cermat, hingga sampah tidak berkeliaran di halaman sekolah. Rutinitasnya dilanjutkan dengan membersihkan seluruh ruangan kantor guru, ruang Tata Usaha dan ruang Kepala Sekolah, lalu menjelang kedatangan guru dan para siswa beliau sudah membereskan dapur dan mencuci seluruh piring, gelas dan sendok kotor bekas para guru dan tamu di sekolah ini, sehingga ketika para guru datang ke kantor dan ingin menyeduh secangkir kopi atau teh manis panas, gelas-gelas tersebut sudah siap pakai dalam keadaan bersih.

Banyak yang beliau lakukan sebagai  pekerjaan rutinnya, mulai pagi hingga menjelang sore waktu berakhirnya waktu kegiatan belajar mengajar para siswa dan guru-guru. Mulai dari membuang dan membakar sampah di lahan belakang sekolah, membabat rumput, mengganti genteng yang bocor atau memperbaiki kursi, meja atau white board di kelas, hingga mengganti galon air mineral yang kosong di tiap dispenser yang ada di sekolah ini. Manakala para siswa dan guru mulai meninggalkan sekolah pada sore hari, beliaulah yang kembali menutup dan mengunci seluruh ruang kelas, ruang guru hingga laboratorium yang ada di sekolah ini. Selesaikah tugasnya seiring dengan datangnya malam? Ternyata tidak! Malam harinya beliau kembali ke sekolah untuk menyalakan semua lampu-lampu yang ada dan kembali bertugas menjaga sekolah dengan berdiam di ruang guru minum kopi, merokok sambil menonton acara televisi sebagai hiburan pelepas lelah setelah seharian bekerja. Sekolah bagi beliau mungkin seolah rumah ke dua, sebab beliau lebih sering tidur di sekolah dibanding dengan di rumahnya.

Sering saya dibuat terkagum-kagum atas kondisi fisik dan daya tahannya dalam melaksanakan seluruh pekerjaan rutinnya. Walau kadang seorang Om Jimmy sering dibuat olok-olok baik oleh siswa maupun guru, namun dia tetap mengembangkan senyum khasnya. Keberadaan Om jimmy beserta fungsinya baru kami rasakan bila beliau menderita sakit, sehingga beliau tidak dapat hadir di sekolah. Terlihat kekacauan dan suasana ke-tidak biasaan yang nampak, sampah bertebaran di halaman kelas dan sekolah, gelas dan sendok kotor bertumpuk di bak cucian, siswa parkir motor dengan tidak teratur, hingga guru yang kelimpungan mencari in-focus dan kabel konektornya yang akan digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Demikian pula kesulitan datang bila waktu upacara atau rapat, sedang beliau sakit dan tidak dapat hadir di sekolah, maka guru dan siswa dibuat repot hanya untuk menyiapkan load speaker dan memasang sound system sebagai saran penunjang kegiatan. Ternyata seorang Om Jimmy merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan seluruh kegiatan sekolah, mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga menciptakan suasana kondusif di sekolah ini. Kekaguman saya semakin bertambah ketika beliau berceritera bahwa gaji tiap bulan yang beliau dapatkan masih tergolong minim jika dibanding dengan kebutuhan beliau dan keluarganya, namun pengabdiannya tidak terhalang oleh minimnya pendapatan per bulan. Statusnya sebagai pesuruh dan penjaga sekolah tetap beliau jalani dengan serius.

Saya yakin, masih banyak Om Jimmy lain yang bertebaran di lingkungan sekolah-sekolah di negeri tercinta ini, dan terkadang mereka termarjinalkan hanya karena status mereka yang “hanya” sebagai pesuruh atau penjaga sekolah saja. Padahal tanpa mereka sekolah tidak akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik, sebab mereka adalah merupakan komponen vital bagi lingkungan persekolahan. Kenapa tidak jika mulai dari sekarang kita, khususnya bagi mereka yang berada di lingkungan sekolah dan masih memandang profesi Om Jimmy dengan sebelah mata untuk memberikan apresiasi sewajarnya dan tidak mencoba untuk merendahkan martabatnya, walau dengan canda sekalipun. Beliau pun diciptakan sebagai manusia yang sama dengan kita dan dilengkapi dengan banyak kelebihan dan keterampilan yang beliau miliki, dan kita belum tentu mampu untuk berkarya seperti beliau.

Khusus untuk Om Jimmy, terimalah kekaguman dan rasa hormat saya sebagai warga sekolah yang banyak merasakan manfaat keberadaan anda, demikian pula dengan Om Jimmy lainnya yang bertebaran di seluruh Nusantara, semoga mereka tetap diberi kekuatan untuk tetap membaktikan diri di dunia pendidikan.

Semoga !!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun