Mohon tunggu...
Jonny Ricardo Kocu
Jonny Ricardo Kocu Mohon Tunggu... Seorang Pengajar dan Penulis Lepas

Suka Membaca dan Menulis. Tertarik pada isu Demokrasi, Politik & Pemerintahan, Sosial-Budaya, dan Pendidikan-Literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Konflik Pilkada di Kabupaten Maybrat (Bagian 1)

3 Desember 2024   02:31 Diperbarui: 3 Desember 2024   09:44 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/2024/11/pilkada-2024-untuk-kepemimpinan-nasional-2029/


Pilkada juga dapat dimaknai sebagai praktik melegitimasi (pengakuan secara politik) terhadap kekuasaan. Legitimasi dari rakyat kepada pemimpin politik yang dipilih. Penglegitimasian kekuasaan, seharusnya lahir dari rakyat (orang) yang nyata. Dalam dalam artian sebagai rakyat yang memiliki hak politik dalam teritori administrasi dan wilayah politik tertentu. Misanya, seorang di kampung A (bisa level negara), tidak bisa melegitimasi kekuasaan di kampung B (bisa level negara). Yang seharusnya, orang di kampung A, harus melegitimasi kekuasaan di kampung A. karena, kelak kekuasaan tersebut mengatur dan membuat  kebijakan untuk orang yang bersangkutan.

Baca Juga : Potensi Melanggengnya Politik Dinasti di Papua Barat Daya

Dalam konteks kasus DPT Fiktif, maka menjadi absurd, karena orang fiktif (seperti sudah meninggal dunia atau bukan penduduk di kampung bersangkutan) memberi legitimasi kepada penguasa, yang akan mengatur dan mengurus manusia nyata (orang hidup atau penduduk di kampung bersangkutan). Bukan sekedar absurd, tetapi secara legitimasi politik sebenarnya tidak kuat, karena legitimasi itu lahir dari sebagian rakyat atau orang yang fiktif. Seharusnya, jumlah faktual (manusia yang nyata dan ada) sebagai legitimasi politik, bagi pemimpin politik (penguasa) dalam praktik demokrasi. Lanjut, bagian 2

*Dosen Universitas Nani Bili Nusantara (UNBN) Sorong

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun