Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Vonis Dua Tahun, Pandangan Saya

10 Mei 2017   19:24 Diperbarui: 11 Mei 2017   07:15 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Proses hukum tuntas sudah, vonis dua tahun sudah diputuskan, yang memutuskan adalah orang-orang yang ditugaskan untuk itu dan terutama dipercayai. Maka, sebagai warga Negara Indonesia, wajib dan merupakan keharusan untuk menghormati apapun keputusan tersebut, sebab begitulah kita bersepakat.

‘1. Hukum dan Keadilan

Hukum, seburuk apapun harus ditegakkan, jika tidak maka lebih baik Negara bubar. Bahkan, hukum yang buruk yang ditegakkan dengan cara yang benar, masih lebih baik dari hukum yang baik yang ditegakkan serampangan penuh intervensi. Tegaknya hukum tidak serta merta bahwa keadilan juga tegak. Hukum melulu hanya berkaitan dengan proses, bukti, argumentasi, pasal-pasal, ruang sidang, azas formalitas, dan lalu keputusan. Pada logo tentang hukum, mata sang dewi ditutup, penyebabnya ya itu.

Mengharapkan setiap proses hukum bebas dari intervensi adalah utopia, itu mimpi. Intervensi bisa datang dari sudut mana saja, dari pihak siapa saja, terutama datang dari tangan-tangan gelap yang beroperasi senyap, istilah kerennya invisible hand. Di dunia ini, tidak ada sebuah Negara, semaju apapun Negara itu, yang proses hukumnya murni seratus persen bebas dari intervensi.

‘2. Ultra Responsif

Maka saya sedikit bingung, mengapa vonis dua tahun itu harus ditangisi oleh satu pihak, dan pihak lain merayakannya. Satu pihak terlalu sedih, satu pihak lagi mengalami euforia kegembiraan berlebih, aneh bin ajaib. Ahok lovers dan Ahok haters, keduanya menunjukkan karakter ultra responsif.

Ahok menegaskan bahwa apapun putusan hukum dia akan menghormatinya, untuk sikap ini sayasalut seratus persen. Mestinya sikap seperti ini juga menjadi acuan bagi semua Ahok lovers, dan sikap seperti ini semestinya membangkitkan rasa hormat pada Ahok haters. Tetapi itu memang membutuhkan mata yang terbuka dan rasio yang masih berfungsi normal.

Dari yang saya amati, dan lalu saya bandingkan dengan kasus lain, saya begitu yakin Ahok tidak akan jatuh karena vonis tersebut. Bandingkan dengan orang lain, tertuduh korupsi langsung melarikan diri, bahkan ada yang langsung mati. Tertuduh lainnya mangkir dengan sangat banyak alasan, alasan kesehatan, alasan ibadah, alasan yang dikarang-karang dengan sangat jitu. Ahok satu-satunya tertuduh yang dengan penuh komitmen dan tanggung jawab tidak pernah mangkir terhadap panggilan pemeriksaan dari kepolisian, meski sesungguhnya Ahok bisa mencari ribuan alasan untuk mangkir. Siapa tertuduh lain yang keberaniannya setara Ahok?, yang ketulusannya menghormati hukum sederajat dengan Ahok?, tidak ada sama sekali. Bagi saya, itulah kejantanan yang sungguh-sungguh jantan.

Jika seorang Ahok tidak akan jatuh oleh vonis itu, lantas bagaimana mungkin vonis itu mengancam keutuhan NKRI?, apakah cukup satu vonis untuk menyimpulkan bahwa hukum telah ambruk? …. ada-ada saja.

‘3. Kesetaraan Hukum

Saat ini, tolong jangan memparalelkan hukum dengan keadilan. Peradaban kita belum sampai ke situ, masih jauh. Kita harus mengakuinya dengan jujur dan legowo bahwa begitulah adanya. Pengakuan baik bagi jiwa, tanpa pengakuan tidak ada pertobatan. Jadi, terserah betul atau tidak, adil atau tidak, karena intervensi atau tidak, ada petimbangan politis atau tidak, karena vonis telah turun, karena palu sudah diketok, maka sebagai WNI mari kita membiasakan diri menghormatinya, semua WNI tanpa kecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun