Inilah hasil utama dari sidang-sidang kasus Jessica:
‘1. Perusahaan Penyedia CCTV akan bangkrut
Press Release Hotman Paris & Partners : Merujuk putusan MK tanggal 7/9/2016 maka rekaman CCTV tidak sah sebagai alat bukti. Rekaman sah sebagai alat bukti apabila rekaman dibuat atas permintaan penegak hukum.
CCTV yang terpasang di semua hotel, di semua restoran, di area parkir, di semua supermarket, jika CCTV itu dipasang bukan atas perintah jaksa, polisi, atau hakim, maka segera copot dan jual. Apapun yang direkam CCTV itu tidak sah untuk membuktikan apapun. Kalau hotelmu dibom oleh teroris, dari rakaman CCTV terlihat wajah saya yang menenteng tas hitam, dan terlihat juga saat saya terburu-buru meninggalkan hotel, sesaat kemudian bum bum bum, hotelmu berlantai duapuluh hancur berantakan. Rekaman CCTV di hotelmu, karena CCTV itu dipasang bukan atas perintah penegak hukum, maka rekaman itu adalah sampah yang tidak bisa digunakan untuk menangkap saya. Hooreeee …..
Lantas buat apa kau pasang CCTV, hanya agar kau bisa melihat wajah siapa yang memasang bom yang menghancurkan hotelmu itu, bah itu lebih menyakitkan dibanding jika kau tidak tahu apa-apa. Maka, buang CCTV-mu sebab itu menaikkan biaya operasional hotelmu.
Jika begitu, perusahaan penyedia CCTV akan segera tutup pintu.
‘2. Hukum Memang Selalu Tajam Ke Mahluk Lemah
Aturan tentang sah tidaknya rekaman sebagi alat bukti baru dimunculkan pada dua kasus. Kasus pertama adalah kasus tuduhan pencatutan nama Presiden Jokowi yang dilakukan oleh Setya Novanto. Pasal tentang rekaman ini membuat Setya Novanto lolos dari semua tuduhan.
Jika hal yang sama diterapkan konsisten pada kasus Jessica, “entry point” pada kasus ini menjadi tidak sah juga. Konsekuensi logisnya adalah Jessica harus bebas murni.
Kedua orang pada kedua kasus itu adalah mahluk-mahluk super power. Yang satu memiliki kuasa nyaris tak terbatas dengan jumlah asset menyundul langit. Yang satu lagi memiliki timbunan uang yang puncaknya tidak terlihat dengan mata.
Tetapi keabsahan rekaman sebagai alat bukti serta merta menguap jika yang terlihat di CCTV adalah wajah yang mencuri sekardus indomie dari supermarket, atau jika yang terlihat adalah wajah jelek maling motor di area parkir. Rekaman CCTV di supermarket dan di area parkir tiba-tiba menjadi bukti utama dan mutlak.