Mohon tunggu...
Harjuni
Harjuni Mohon Tunggu... Nahkoda - Talk less do more

"Tan hana wighna tan sirna; tiada rintangan yang tak dapat dilalui."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Catatan Cadet Pelayaran: Turun Prola

12 Maret 2017   18:47 Diperbarui: 13 Maret 2017   04:00 9746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maret ketemu maret merupakan salah satu pertemuan yang luar biasa dalam hidupku, maret tahun ini akan menjadi bulan kemerdekaan...,Ada apa dengan maret??


Okey akan kuceritakan sedikit mengapa maret begitu dinantikan dan apa hubungannya dengan makhluk yang dinamakan cadet disuatu kapal...
Setelah dua tahun duduk makan teori di kampus, maka tibalah saatnya seorang taruna pelayaran dilepas untuk belajar di kapal setahun lamanya, itu adalah masa yang sangat berat tapi itu juga adalah masa yang sangat penting, masa yang sangat menentukan bagi seorang taruna pelayaran untuk menjadi seorang perwira bahari yang profesional.

Maret 2015, disitulah pertama kalinya saya mencicipi masa-masa itu, merasakan menjadi pelaut untuk pertama kalinya, walaupun dibekali segepok teori dari akademi namun rasanya itu ngga bisa menolong dari rasa kebingungan terhadap lingkungan dan cara kerjanya yang cukup rumit bagi taruna yang boleh dibilang masih cabe-cabean terbuai oleh kenyamanan kampus yang tiap hari bercanda dengan kawan ataupun ngerjain junior diruang ber-AC.

Maret tahun lalu, dari jakarta ke paiton (probolinggo), disanalah perjumpaan pertamaku dan menginjakkan kaki di deck kapal Mv. Bara Anugerah. Kapal jenis kargo curah (bulk carrier) dengan GT 28.420, panjang 192 m, mesin 9.100 KW, memiliki 4 crane, dan 5 palka yang mampu memuat hingga 49 ribu metric ton, memang Bara Anugerah bukanlah kapal yang sangat besar, tapi pelaut darimana pun juga takkan ada yang mengatakan bahwa itu adalah kapal kecil, dan suatu kebanggaan bagiku pernah belajar disana.

Kalau sekarang ini saya merasa mahfum dengan lingkungan dan cara kerja di kapal, maka itu sangat wajar... tapi tidak di setahun yang lalu, saat itu Bara Anugerah sandar manis di paiton (bongkar), aku datang dan untuk pertama kali menginjakkan kaki di decknya, rasanya semua teori yang kubawa dari kampus menguap hilang ketika melihat grabe beterbangan, melihat butiran batu bara seolah berjatuhan dari langit, crane dan boom bergerak seperti monster, suaranya seperti dinosaurus yang lagi ngamuk, semua orang bergerak menurut perannya, setiap peralatan dan bagian-bagian memiliki nama sekecil pun itu.

Bagaimana mungkin pemula sepertiku tidak mengalami kebingungan yang luar biasa, bingung mau kemana, mau pegang apa, serba ngga tahu caranya, serba kebingungan, seperti kucing kecemplung di got.Omelan dan tertawaan udah jadi makanan pokok, hidup seperti di penjara, dan tak ada pilihan lain selain menerima semua itu, mau kabur harus kuat berenang, mana susah pula nyari kapal lagi, dan yang terpenting demi orang tua, cinta dan masa depan.Bulan demi bulan berlalu, dan silih pergantian crew, akupun semakin merasa lebih baik, sedikit demi sedikit terpahami : environmental, navigation, safety, cargo, managemen, regulation, relationship and etc...

Kini setahun sudah berlalu, menuntut ilmu di sebuah habitat yang serba besi, berlayar di negeri sendiri maupun dinegeri orang, memandangi sunrise & sunset menjadi budaya di tiap hari, menyaksikan lumba-lumba yang berkejaran dengan cerianya, elang yang perkasa, ataupun nelayan dengan kegigihannya, dan hari ini ku angkat kaki angkat koper dari deck Bara Anugerah, cinta pertamaku. mungkin esok ku kan join dengan berbagai company, bendera kebangsaan, dengan ragam kapal-kapalnya,  untuk menuruti ambisiku melihat wajah dunia, namun Bara Anugerah takkan terlupakan, hingga jauh di kemudian hari.

Terimakasih My Bara, thanks to JMS Capt. Zulpadli dan jajarannya, kepada kedua Masterku Capt.M.Tunggul Yuananta & Capt. Subardin. My chief mate Capt. Herdi Yanto , 2/0 Marolop Hutagaol , third Eko & Ricy Fatmadinata , Bosun Sayogo Boyolali & warsito,mas Septian Tommahawks & mas Surya Galuh , Pak Supriyono, Pak Armen Historis , Pak Imam Gemelli , mas Agus Ting Tong , Pak Budy Hartono , mas Haris Reindy, Pak Dini effendi, Pak Gus Irawan , mas Agung Prakoso, mas Ikhsan Cakepan, cook Jumantoro & Nikmat Arifin, kepada cadets Bayu Adi Sulistyo, Al-Fajrin Tri Putra , Melky Purba, to my philipinos friend Jay Concoles.

 I was completed my apprentice  dan seluruh masyarakat Bara Anugerah yang pernah kumpul bersamaku, anda semua adalah orang yang hebat, pelaut yang hebat, dan pahlawan untuk keluarga-keluarga tercinta, mohon beribu maaf atas kesalahan yang mungkin ada karena kelalaianku, mohon restunya pada perjalananku yang masih cukup panjang, terimakasih...terimakasih... terimakasih atas bimbingan dan kehangatannya, selamat tinggal Mv. Bara Anugerah, selamat tinggal my jungle, selamat tinggal semuanya, sampai bertemu kembali di hari yang bahagia...

NB: kenangan tahun kemarin

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun