Mohon tunggu...
Jonathan Muslim
Jonathan Muslim Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pendek tentang Penyu

11 Februari 2023   08:52 Diperbarui: 11 Februari 2023   08:57 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash



PENYU

99 persen anak penyu dimakan, ditangkap dan tidak tumbuh dewasa bahkan jika berkat keajaiban mereka bisa tumbuh dewasa sebagian besar takkan berumur panjang. Walaupun mereka berada pada rantai makanan yg istimewa sebab tidak akan ada predator lain yg mau susah payah membongkar tameng besi yg sudah menjadi berkah sejak ia lahir. 

100 telur penyu menetas bersamaan ditepi pantai, salah satu anak penyu mencoba keluar dari timbunan pasir dengan cara menginjak saudara penyu lainnya, penyu pengeluhlah yang menjadi pijakan penyu petarung, sehingga penyu pengeluh mati tertimbun pasir disarangnya sendiri sebelum mencicipi udara segar. Sarang pasir pelindung yang paling aman yang menimbun telur penyu itu berubah menjadi malapetaka ketika penyu menetas, nampaknya sarang itu didesain untuk menyeleksi penyu mana yang layak hidup didunia ini.


Penyu yang berhasil menghirup udara segar ingin segera secepatnya masuk ketepi laut demi memastikan tiket hidupnya sekali lagi. Penyu itu berbondong-bondong berlari diatas pasir dengan kaki mungilnya, tapak demi tapak ia tapakan dengan senyuman namun Senyuman itu berubah menjadi keseriusan setelah melihat predator manusia dari belakang menangkap penyu lainnya satu persatu, predator burung-burungdiatasnya yang mengintainya, Sehingga membuat penyu itu segera mempercepat langkah larinya dan berharap siburung dan simanusia melihat penyu lain bukan dirinya agar ia selamat tidak termakan dan tidak terperangkap dalam jeruji perkembangbiakan atau olahan manusia.


Penyu yang mencapai tepi lautlah ku sebut penyu 1 persen keberuntungan.


Penyu yg berusia 18 tahun mulai berkelana seorang diri terombang ambing dilautan tanpa tahu arah tujuan, ia menyusuri samudra sudut demi sudut bertemu para penguasa lautan yang tidak bisa ia elakan lagi, dengan bermodal tameng besi ia menghiraukan semua ancaman yang menantinya. Sepanjang hidup penyu habiskan dengan menyusuri samudra. Dasar lautpun penyu jelajahi, predator yang hidup didasar lautan sangatlah berbeda dengan apa yang pernah ia hadapi dipermukaan, Monster laut adalah nama yang cocok untuk hewan yang hidup didasar lautan itu, Monster laut yang akan langsung menyerang siapapun yang masuk kedaerah teritorialnya.
Berandai-andai Penyu akan takut dengan konsekuensinya namun ia bahkan tidak memperdulikan apa yang akan menimpahnya ia lebih percaya pada tameng besi yang akan menjaganya, penyu pun memulai penelusuran dasar lautan dengan bermodal tameng besi itu. 

Penyu itu seperti seorang prajurit yang hanya memegang tameng tanpa membawa tombak saat di medan perang yang tidak dapat membunuh lawannya bahkan mengancamnya pun ia tidak bisa. Penyu hanya bisa terus berlindung pada tameng besi dari gigitan predator dan selalu menjaga fokusnya agar tidak terimindasi dari predator yang sewaktu-waktu dapat membunuhnya disepanjang perjalanan didasar lautan.
Penyu yang berhasil menaklukkan samudra itu membuang semua kenyamanannya, tameng yang bersimetris berubah menjadi tameng abstrak yang tercoret dengan gigi predator, mata layu yang seakan sudah melihat isi didalam lautan, jalannya yang terintih-rintih seakan ia tidak mau mengulangi jalan itu lagi.


Penyu yang berhasil menaklukkan samudra ku sebut penyu 0,001 persen keberuntungan


Kenapa penyu pergi kedasar lautan tidak di atas permukaan saja hidup tenang?
Penyu itu tidak punya alasan untuk tidak menyusuri dasar lautan, ia hidup hanya sebatang kara tidak memiliki siapapun, bahkan jika ia tetap hidup-pun tidak akan ada yang menantinya dan jika matipun tidak akan ada yg mempedulikannya (ucap penulis dengan mata dingin).
penyu yg berkelana kesamudra mencari kebebasan, kebahagiaan atau mencari tempat yang paling nyaman untuk ia akan mati kelak nantinya.

Sungguh naasnya penyu yang sejak lahir sudah di takdirkan hidup dengan kesulitan.

Ini hanya pemikiran yang tiba tiba datang disaat aku sedang membaca komik di malam hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun