Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terpekur Takjub di Depan Statistik Pelacakan COVID-19

16 Maret 2021   13:11 Diperbarui: 16 Maret 2021   13:20 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pengolahan data (https://covid19.go.id/) oleh Penulis

Menggunakan data yang sudah dihaluskan maka penulis memerlihatkan kurva jumlah spesimen dan jumlah kasus positif baru dari 1 Januari 2021 sampai dengan 13 Maret 2021. Secara visual, kita bisa melihat bagaimana kurva kedua variabel ini bergerak hampir selalu dalam arah yang sama.

Sumber: Pengolahan data (https://covid19.go.id/) oleh Penulis
Sumber: Pengolahan data (https://covid19.go.id/) oleh Penulis
Jumlah tes dan jumlah kasus baru jelas mengalami kenaikan sejak tahun baru dan mencapai puncaknya di akhir bulan Januari terutama di hari-hari yang berdekatan dengan saat Pak Jokowi disuntik vaksinasi untuk kedua kalinya (27 Januari). 

Pada akhir Januari-awal Februari ada hampir 12 800 rata-rata kasus baru per hari dari sekitar 70 000  spesimen yang diuji. Positivity rate saat itu adalah 20%, artinya dari 5 orang yang diuji 1 orang adalah positif. Tidak heran pada saat itu, akhir Januari, Pak Jokowi mencak-mencak dan meminta semua pihak terutama instansi terkait untuk mengambil langkah-langkah serius untuk meredam penularan COVID-19.

Hebatnya, setelah Pak Jokowi marah, 'angka kasus baru pun turun dengan drastis'. Pada pertengahan Februari misalnya jumlah kasus baru positif tidak lebih dari 8 000 sementara pada awal Maret mencapai angka yang begitu rendah yaitu sekitar 6 500. Penurunan ini bahkan lebih dari 50% dibandingkan sebulan sebelumnya. Luar biasak! Fantastis! 

Tidak heran bahwa Pak Jokowi pun kemudian memberitakan betapa tren alias kecenderungan kasus positif di Indonesia mengalami penurunan.Etapi, ini ada tapinya. 

Kalau mau jujur pada periode yang sama juga telah terjadi penurunan jumlah rata-rata uji spesimen yang tidak kalah fantastisnya. Pada pertengahan Februari rata-rata jumlah spesimen yang diuji tidak lebih dari 40 000 sementara pada awal Maret tidak lebih dari 50 000 per harinya.

Dapat disimpulkan di sini bahwa saat Pak Jokowi mengumumkan bahwa tren kasus positif di NKRI ini mengalami penurunan di saat yang sama juga terjadi penurunan dalam jumlah spesimen yang diuji secara signifikan.

 Jika kita melihat positivity rate antara akhir Januari dan awal Maret kita akan melihat bahwa penurunan yang terjadi tidak signifikan. Bahka lonjakan sempat terjadi pada hari-hari sekitar 18 Februari di mana positivity rate mencapai sekitar 22%.

Pengolahan Penulis dengan data COVID-19 Nasional (https://covid19.go.id/)
Pengolahan Penulis dengan data COVID-19 Nasional (https://covid19.go.id/)
Terakhir, yang lebih mengherankan adalah sejak sekitar akhir Februari atau awal Maret, atau sejak Pak Jokowi menyuarakan keberhasilan PPKM, sejak saat itu pula jumlah kasus positif baru menurun terus sementara jumlah spesimen yang diuji mengalami kenaikan. 

Jika data dari situs penanggulanan COVID-19 ini valid dan metode pengambilan contoh (sampling) adalah benar maka kecenderungan yang terjadi sejak akhir Februari hingga hari ini memperlihatkan kemajuan pesat dalam penanggulangan COVID-19 di nusantara. 

Rata-rata positivity rate yang dihitung menunjukan penurunan secara sangat tajam yaitu dari sekitar 20% di pertengahan Februari hingga hanya sekitar 8.5% di tanggal 13 Maret 2021. Luar biasa!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun