Mohon tunggu...
Joko Kristiono
Joko Kristiono Mohon Tunggu... Konsultan - Berkah Dalem

Putra Bangsa Kelahiran Semarang. Mencintai keheningan, berusaha terus menerus cinta damai terhadap setiap makluk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rumah Sakit Baru Batam

18 November 2015   00:44 Diperbarui: 18 November 2015   00:44 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari ini, Selasa (17/11/15), Gereja Katolik merayakan peringatan wajib Santa Elisabet dr Hungaria. Siapa dia? Elisabet Hungaria adalah janda kudus mendiang Pangeran Ludwig IV dari Tungiria. Sepeninggal suaminya, ia masuk ordo ketiga Santo Fransiskus dan melayani orang-orang miskin. Janda kudus ini sejak usia 4 tahun sudah ditunangkan dengan pangeran dan tinggal di istana. Namun karena ia dilahirkan dari keluarga sederhana, maka kendati hidup di lingkungan istana, ia tetap berperilaku sebagai orang kecil dan sederhana. Ia menaruh perhatian pada sesamanya yang kecil dan sederhana seperti dirinya. Bahkan ia sangat sosial dengan menunjukkan cinta kasihnya yang besar kepada orang miskin dan kecil dengan membagi-bagikan roti kepada mereka. Namun sikapnya yang dermawan itu tidak disukai oleh penghuni istana lainnya. Ia dianggap suka memboroskan harta kerajaan. Karena itu ia kerap dengan diam-diam atau sembunyi-sembunyi membagikan kepada orang miskin makanan atau pakaian. Suatu hari ada peristiwa yang mengesankan. Ia kepergok suaminya saat keluar istana membawa sekeranjang bungkusan roti. Saat suaminya tanya "Apa yang kamu bawa?" ia agak takut tetapi serta merta menjawab: "Bunga Mawar". Suaminya tak percaya dan segera memeriksa atau menggeledah bungkusan keranjang yang ia bawa. Dan benar, keranjang itu berisi bunga-bunga mawar segar. Itu mukjizat. Roti yang ia bawa berubah menjadi bunga mawar saat diperiksa suaminya yang kesal dengan kebaikan hatinya. Kebaikan hatinya itu terus berlanjut hingga ia mendirikan rumah sakit untuk orang kecil dan miskin. Ia wafat tanggal 17 November 1231 di Marbug, Jerman setelah sempat diusir dari istana tanpa harta kecuali tiga anaknya. Namun demikian amal kebaikannya semakin besar setelah ia masuk ordo ketiga Santo Fransiskus. Ia giat menjalankan kegiatan amal bagi orang miskin dan anak yatim piatu. 

Semangat hidup atau boleh dibilang spiritualitas orang kudus dari Hungaria itu, dipilih oleh pendiri suster-suster Santa Fransiskanes menjadi spiritualitas mereka. Sehingga mereka dikenal dengan suster Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). 

Tanpa berlebar panjang dengan sejarah berdiri dan berpencarnya Suster-suster FSE dari Jerman sehinnga ada di Indonesia dan Bahkan Batam, Kepulauan Riau, yang termasuk teritorial Keuskupan Pangkalpinang, mereka hari ini mengadakan pesta besar memperingati orang kudus pelindungnya. Para suster menyongsongnya dengan rekoleksi beberapa hari sebelumnya. Dan tiba puncaknya, mereka bersamaan dengan pesta nama Kongregasi tersebut meresmikan salah satu unit karya yang mereka kelola di Batam Centre, Batam, Kepri, karya rumah sakit. 

Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam Kota cabang dari Rumah Sakit Santa Elisabeth yang di Jl. Anggrek Blok II, Kelurahan Lubuk Baja Kota, Kecamatan Lubuk Baja tersebut lebih besar dibandingkan induknya yang berdiri sejak 17 November 2001  dengan 129 tempat tidur diatas  lahan seluas 900 meter persegi dibawah koordinasi Direktur RS. Dr. Sahat H. Siahaan. Ia berdiri di lokasi yang sangat strategis, dekat dengan Kantor Kecamatan Batam Kota, kawasan padat penduduk, bertetangga dengan Kampus Universitas Batam (UNIBA) dan pusat perbelanjaan di Jl. Raja Ali Kelana, Kecamatan  Batam Kota. 

Dalam acara peresmian rumah sakit Katolik di Batam itu yang diawali dengan Misa konselebrasi, hadir Bapak Agung Mulyana, PJS Gubernur Kepri Pilihan Presiden Joko Widodo, Kawan akrab Bapak Johanes Kennedy Aritonang, Pengurus Yayasan Fransiskanes Batam; Bapak Ahmad Dahlan, Walikota Batam dan Pimpinan Kongregasi FSE serta para karyawan dan undangan. 

Yulita Wuri Handayani, istriku, yang berkarya di Laboratorium RS St. Elisabeth Blok II, hadir dan bertugas sebagai petugas liturgi pembaca doa umat dalam Misa peresmian hari ini menceritakan kalau rumah sakit yang baru ini lebih istimewa dibandingkan dengan induknya. Jumlah tempat tidurnya lebih banyak, ruang VIP lebih luas dan lengkap, yang pasti fasilitas medis maupun non medisnya terbarukan atau terkini. Rumah sakit baru cabang kedua setelah Sei Lekop ini di pimpin oleh Dr. Helmina Purba selaku direktur. Semoga rumah sakit ini dapat memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat Batam dan sekitarnya dengan semangat kasih seperti pelindungnya Elisabeth dari Hungaria. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun