Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makanya, Kalau Sedang Kesal, Jangan Menulis

5 Oktober 2014   06:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:19 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menulis itu memang umumnya berupa aktivitas untuk menuangkan apapun yang ada di dalam pikiran. Tak hanya itu, menulis terkadang memang hanya bentuk pelarian lantaran manusia terkadang susah meluapkan rasanya, pikirannya, gagasannya, atau idenya dalam bentuk kata -- kata. Tetapi, memang manusia berbeda - beda otaknya, ada yang menulis itu sekedar mengisi waktu luang agar tak menganggur, ada yang menulis itu merupakan hobi sehingga gatel jika seharian tak menulis sesuatu apapun itu, namun ada pula ternyata yang menjadikan menulis itu sebagai ruang melampiaskan nafsu.

Biasanya, efek dari menulis itu untuk mengisi waktu dan sebagai hobi, memang sudah umum akan memberikan manfaat positif dalam menyampaikan informasi dan sharing kepada orang lain. Kualitas tulisan akan dibaca dan dirasakan dengan keseriusan oleh orang lain. Namun, berbeda halnya jikalau menulis itu sebagai sarana pelampiasan nafsu, seperti rasa kesal, meluapkan kemarahan, lagi sensitif, sifat kolotnya keluar. Jika diamati, rasa yang ditimbulkan oleh keduanya jelas berseberangan jauh. Yang pertama meninggalkan kesan dan pesan positif terhadap pembaca, sementara yang kedua menggores dalam hati pembaca. Tentunya, meninggalkan kesan, pesan dan menggores bisa kita bedakan sebab dari pemaknaan apa yang kita tulis itulah, muncul presumsi mengenai niat kita sebelum menuliskannya dalam serangkai kalimat.

Apa dampak selanjutnya ?

Ya, sudah umum dan dari dulu, apapun yang kita lakukan termasuk menulis sesuatu tentu akan memiliki dampak langsung kepada kita sebagai penulisnya. Konsekuensi seorang penulis memang ketika ia menuliskan pemikirannya, sudah pasti ia telah rela akan dikometari oleh orang lain, sehingga sangat tidak fair ketika ada penulis menulis sesuatu opini lantas ketika ada seorang komentator mengemukakan pendapatnya malah si penulis mendelete komentar itu. Sungguh pengecut benar penulis yang demikian. Sebagai penulis sejati, tentu kita sangat disarankan berhati - hati dan profesional, dengan kata lain, kita sebagai penulis ya harus siap untuk menampung pujian hingga cacian atau bully-an orang lain terhadap tulisan kita. Jika tak ingin beresiko, ya jangan menulis, itu saja, cukup simpan dalam hati, itu pun kalau kuat menahannya. Apalagi ketika suasana hati sedang kesal mau marah akibat suatu perlakuan yang tidak kita harapkan, mbok ya tolong diredam dulu nafsunya baru nulis dengan kalimat dan diksi yang etis. Menulis itu mbok ya jangan bernada menghakimi orang lain atau merasa benar (menggurui), sebab pembaca pastinya akan kesal terbawa susana hati tulisan penulis yang kesal atau dipenuhi nafsu tersebut. Mau contohnya ?, saya rasa sudah banyak dan tak perlu saya contohkan, yang jelas kita simak saja opini -- opini yang semerbak di media sosial dan kawan - kawannya.

Apapun memang tergantung niat kita, termasuk saat mau menulis. Niat yang negatif tentu akan berdampak yang negatif, bisa - bisa kena semprot sosial lantaran tulisan kita yang tak beretika. Sebaliknya, jika niat dari awal kita menulis dengan tujuan untuk memberikan informasi, berinteraksi dengan baik, atau berbagi pengalaman dengan orang lain, tentu dampak baliknya adalah nilai yang positif. Oleh karena itulah sekali lagi, yuk ! kita pasang niat positif sebelum menulis, hendaknya kita menjadi penulis ya penulis yang beretika, kritis, dan profesional, serta bertanggung jawab. Jika kondisi atau suasana hati kita sedang kesal atau nafsu kita sedang klimaks, seyogyanya lah kita redam dulu nafsu atau amarah kita, baru nulis baik - baik. Itulah penulis yang beradab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun