Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pesulap Menjadi Olahragawan?

7 Agustus 2020   08:23 Diperbarui: 7 Agustus 2020   08:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dulu waktu kecil sering berpikir, kenapa pesulap tidak jadi olahragawan saja?

Waktu keluarga dihabiskan nonton pertandingan bulutangkis, bahkan tetangga kerap nimbrung ikut memeriahkan nobar eksklusif tersebut. Teriakan-teriakan histeris menggema seisi ruangan. Apalagi kalau timnas main pas angin-anginan. 

Memang bulutangkis ini salah satu cabang kebanggaan mayoritas masyarakat Indonesia, selain sepakbola. 

Banyak legenda bulutangkis yang sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia; sebut saja Rudy Hartono (All England 8 kali + Thomas Cup 4 Kali), Lim Swie King (All England 3 Kali + Sea Games 4 Kali + Asian Games 1 Kali + Thomas Cup 3 Kali), Christian Hadinata (All England 4 Kali + Asian Games 2 Kali + Juara Dunia 3 Kali + Thomas Cup 6 Kali), Alan Budi Kusuma (Juara Olimpiade Barcelona), Susy Susanti (Juara Olimpiade Atalanta, Juara Dunia 6 Kali + Uber Cup 2 Kali), terakhir Taufik Hidayat (Juara dunia 3 Kali + Asian Games 3 Kali + Thomas Cup 2 Kali). Demikian yang menjadikan Indonesia (sampai saat ini?!) masih menjadi salah satu raja bulutangkis dunia.

Memang rumpun kita ditakdirkan untuk menggilai bulutangkis. Sebab hampir setiap desa punya pelataran yang di-"wakaf"- kan untuk lapangan bulutangkis. 

Jadi mulai dari bibit, kita sudah diajarkan cara begen (sebutan warga desa untuk backhand) dengan baik dan benar. Mengingat menarik dan antusiasnya olahraga ini, kenapa tidak dimainkan saja oleh para pesulap?

Bayangkan ya, misal Demian menjadi atlet bulutangkis. Dia kan bisa bermain ilusi yang tentunya bisa membuat musuh kelabakan. Demian-pun tak perlu capek-cepak latihan bulutangkis, cukup dengan memainkan trik sulap untuk mengecoh lawan. Daripada gagal di American Got Talent kan mending membawa kembali Piala Thomas Cup yang sudah hampir 2 dekade tidak pernah singgah ke Indonesia. 

Bukankah menjadi atlet berprestasi jauh lebih populer daripada pesulap yang biasa-biasa saja itu? Buktinya om Deddy Corbuzier juga beralih profesi jadi MC Radio di YouTube.

Itu baru bulutangkis. Coba kalau cabang lain juga diikuti oleh para pesulap-pesulap Indonesia Raya. Limbad yang jadi petinju atau tarung bebas atau UFC. Saya kira Limbad bisa menang mudah. Dipukul lawan serasa dipijat mungkin bagi seorang pesulap yang kerjaannya bawa burung hantu ini. Coba dari dulu menekuni cabang tinju, pasti master Limbad lebih bisa membanggakan daripada menjadi alumni PNS yang hijrah menjadi pesulap.

Sepakbola?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun