Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas di China Report ASEAN

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Upaya Reboisasi "Tembok Hijau Tiongkok" Menuju Karbon Netral

15 April 2024   14:48 Diperbarui: 16 April 2024   07:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2020, 194 kota di Tiongkok telah diberi gelar "Kota Hutan Nasional", dengan cakupan ruang hijau rata-rata 39,4%, seperti dilaporkan oleh Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan.

Kebijakan "Garis Merah Ekologis" yang diperkenalkan pada tahun 2017 bertujuan untuk melindungi ekosistem kritis dan hotspot keanekaragaman hayati dari pengembangan.  Kebijakan ini telah mengidentifikasi 2,4 juta kilometer persegi lahan, atau sekitar 25% dari total luas daratan Tiongkok sebagai zona ekologi kunci.

Kemudian pada tahun 2021 Tiongkok meluncurkan "Kampanye Penghijauan Nasional," sebagaimana berupaya untuk menanam 36.000 kilometer persegi hutan baru setiap tahun.

Efektivitas kebijakan penanaman pohon Tiongkok dapat dilihat dalam peningkatan signifikan cakupan hutan dan kapasitas penyerapan karbon.

Menurut Administrasi Kehutanan dan Rumput Nasional, tingkat cakupan hutan Tiongkok telah meningkat dari 12% pada awal tahun 1970-an menjadi lebih dari 23% saat ini, dengan total 64 juta hektar hutan baru yang ditanam sejak tahun 2000. 

Hutan-hutan ini diperkirakan menyerap lebih dari 1,5 miliar ton CO2 setiap tahun, memberikan kontribusi substansial bagi upaya mitigasi iklim Tiongkok. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Sustainability menemukan bahwa antara tahun 2000 dan 2017, Tiongkok menyumbang 25% dari peningkatan bersih luas daun global, dengan upaya penghijauan negara itu mengimbangi 2,7% dari emisi karbon tahunannya.


Selain manfaat lingkungan, kebijakan penanaman pohon Tiongkok juga telah menghasilkan keuntungan sosial dan ekonomi yang signifikan. Proyek reboisasi telah menciptakan jutaan lapangan kerja di sektor kehutanan dan telah berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan di daerah pedesaan.

Pekerjaan ini tidak hanya terbatas pada penanaman dan pemeliharaan pohon, tetapi juga meliputi industri turunan seperti ekowisata dan produk hutan non-kayu, yang semakin memperkuat ekonomi lokal.

Kebijakan penanaman pohon Tiongkok secara bertahap berpengaruh terhadap kebijakan pengurangan emisi karbon di Tingkat global. Negara ini telah menerapkan contoh penting tentang bagaimana proyek infrastruktur hijau besar-besaran dapat diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan nasional. 

Dengan menghadapi tantangan perubahan iklim, kebijakan seperti ini menawarkan wawasan bagi negara lain yang berjuang dengan masalah serupa. Upaya Tiongkok ini menunjukkan bahwa dengan investasi yang cukup dan perencanaan yang matang, inisiatif berbasis alam dapat membawa perubahan signifikan dalam upaya global untuk mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan ekologis.

Meskipun demikian tentu masih ada tantangan yang harus diatasi untuk memastikan keberlanjutan dari upaya ini. Kritikus menunjukkan bahwa beberapa program penanaman pohon telah mengabaikan pentingnya keanekaragaman hayati, dengan menanam satu jenis pohon secara masif yang tidak selalu cocok dengan ekosistem lokal. Hal ini dapat mengurangi manfaat ekologi dari hutan yang baru terbentuk dan menyebabkan masalah lingkungan jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun