Mohon tunggu...
Jonathan Kenrick Setiawan
Jonathan Kenrick Setiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kolese Kanisius

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoaks: Tantangan Bagi Literasi Media

28 April 2024   21:24 Diperbarui: 28 April 2024   21:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Internet Hoax. Foto: kominfo.go.id

Pernahkah Anda membaca suatu informasi secara online, namun kemudian mengetahui bahwa informasi tersebut adalah hoax? Dalam dunia di mana satu klik dapat mengirimkan informasi ke seluruh penjuru dunia, pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, seberapa waspada kita terhadap ancaman hoaks? 

Hoaks telah meracuni teras masyarakat dengan cerita palsu yang menyesatkan, yang menimbulkan kebingungan, bahkan memecah belah persatuan. Penyebab munculnya masalah ini bervariasi. 

Salah satunya adalah kemudahan akses informasi di platform media sosial. Informasi yang tidak terverifikasi dengan baik dapat dengan mudah menyebar, mempengaruhi banyak orang tanpa mempertanyakan kebenarannya. Selain itu, ada pula motif ekonomi dan politik dari pihak yang menyebarkan hoaks, menambah kompleksitas permasalahan ini. 

Dampak dari penyebaran berita palsu tentunya sangatlah merugikan. Masyarakat menjadi rentan terhadap manipulasi opini dan konflik yang dapat merusak kedamaian. Selain itu, kepercayaan terhadap media dan institusi publik menjadi terkikis. Tak jarang, hoaks juga merugikan secara materi, memicu kepanikan pasar dan gangguan pada stabilitas politik. 

Aktivis media sosial dan Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho. Foto: kompas.id 
Aktivis media sosial dan Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho. Foto: kompas.id 

"Hoax bukan saja menghabiskan energi, tetapi juga berpotensi mengganggu keamanan nasional," ujar Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho seusai deklarasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2017). 

Namun, semua bukan tanpa harapan. Dilansir dari halaman Kompas.com, di sela deklarasi Masyarakat Anti Fitnah di Jakarta, Minggu (8/1/2016), Septiaji Eko Nugroho memberikan lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Antara lain: 

  • Hati-hati dengan judul provokatif 
  • Cermati alamat situs 
  • Periksa fakta 
  • Cek keaslian foto 
  • Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Tak hanya itu, di situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Indonesia, https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks, kita dapat melihat laporan-laporan terkait isu hoaks yang tersebar di berbagai platform media sosial dan situs web. Melalui laporan-laporan tersebut, Kemkominfo berupaya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang informasi hoaks yang sedang beredar, serta memberikan penjelasan yang faktual untuk menangkal penyebaran informasi palsu. 

Dengan usaha bersama dan kesadaran akan pentingnya literasi media, diharapkan masyarakat dapat lebih cerdas dalam menyikapi informasi yang diterima, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari penyebaran hoaks di era digital ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun