Â
Singkawang, 19 Juni 2025 --- Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno yang jatuh setiap Juni, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Singkawang menggelar kegiatan bertajuk "GMNI Goes to School" sebagai bagian dari rangkaian Soekarno Fest 2025. Kegiatan ini berlangsung di SMAN 1 Singkawang, dengan mengusung tema "Pancasila Education" yang menekankan pentingnya internalisasi nilai-nilai dasar negara ke dalam nalar dan nurani generasi muda.
Rangkaian Soekarno Fest 2025 dimulai pada Senin, 2 Juni 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, ditandai dengan aksi simbolik membagikan poster Pancasila ke berbagai titik di Kota Singkawang. Momentum ini kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke sekolah untuk menyapa dan menyulut semangat pelajar dalam mengenali kembali makna Pancasila dan Marhaenisme di tengah era digital yang penuh distraksi.
Di hadapan puluhan siswa-siswi SMAN 1 Singkawang, para kader GMNI menyampaikan materi edukatif seputar Pancasila dan Marhaenisme, mengajak para pelajar untuk tidak sekadar menghafal butir-butir Pancasila, tetapi menjiwainya dalam kehidupan sehari-hari. Sesi ini dikemas secara dinamis melalui diskusi interaktif, di mana siswa diberi ruang untuk bertanya, merespons, dan menyampaikan pandangan kritisnya terhadap kondisi sosial-politik hari ini.
Kegiatan tersebut juga diramaikan dengan pembagian doorprize sebagai bentuk apresiasi kepada peserta aktif, serta ditutup dengan pemberian poster Pancasila ke setiap kelas sebagai simbol pengingat nilai-nilai kebangsaan yang harus terus digaungkan.
Dalam pernyataannya, Ketua DPC GMNI Kota Singkawang Johriansyah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata keberpihakan mahasiswa terhadap ruang edukasi ideologis di tingkat akar rumput.
"Organisasi mahasiswa, jika dimaknai dengan benar, bukanlah sekadar tempat rapat, membuat proposal, atau sekadar gaya hidup intelektual yang penuh simbol. Ia adalah kawah candradimuka bagi para calon pemimpin yang punya sense of crisis dan sense of responsibility. Kegiatan seperti 'GMNI Goes to School' bukan hanya agenda seremonial, melainkan investasi ideologis yang menjanjikan bagi masa depan bangsa. Kami datang ke sekolah bukan untuk menggurui, tetapi untuk menghidupkan nalar kritis dan cinta tanah air yang sedang lesu diterpa gempuran algoritma," tegasnya lugas.
Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengejar indeks prestasi, tetapi juga IPK lain: Ideologi, Perjuangan, dan Keberpihakan. Dalam konteks itu, GMNI hadir untuk menawarkan alternatif pembelajaran yang tidak diajarkan di dalam ruang kelas formal.