Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Politik

MENGENANG KAMPANYE HITAM

11 Juli 2014   23:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:37 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kampanye hitam banyak kita jumpai pada saat kampanye pilpres, bahkan jauh sebelum kampanya dimulai, kampanye hitam telah merajai jagat dunia maya.  Bagi penyebar kampanye hitam tentu akan berharap akan menjatuhkan orang yang dituju, dan akan menguntungkan pihak yang didukung.

Dibeberapa tempat, kampanye hitam tersebut tidak membawa apa-apa, dan bahkan cenderung dicueki, akan tetapi ditempat lain, kampanye hitam tersebut akan berpengaruh terhadap orang yang mendengarkan dan mengubah cara pandang dan cara fikirnya tentang calon yang disudutkan dengan kampanye hitam.  Jika logika umum yang kita pakai, maka akan ada ungkapan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan orang, maka akan semakin sulit dia percaya akan kampanye hitam, dan pengaruhnya akan sangat kecil.  Ungkapan tersebut tidak sepenuhnya benar, sepanjang pengamatan saya, di sekitar saya banyak juga rekan, baik itu rekan sekerja, sepergaulan, bahkan tetangga yang notabene tingkat pendidikannya lebih tinggi, toh termakan juga dengan issu kampanye hitam, terutama jika kampanye hitam tersebut menyangkut Agama.  Seorang yang telah bergelar Haji, dan telah lama menunaikan ibadah Haji, masih saja saya dengar dari rekan sekerja dan rekan sekitar yang mengatakan bahwa Capres itu baru kemarin bergelar Haji, setelah Capres, sebelumnya tidak ada.

Bagi sebagian masyarakat kita, agama adalah sebagai pedoman hidup yang tidak bisa ditawar lagi.  Dengan demikian sebagian menganggab, jika mempunyai agama yang berbeda, bahkan agama sama tetapi memiliki tatacara yang berbeda dalam menjalankannya, apapun yang diperbuatnya tidak bisa diterima, alias apapun perbuatannya salah.  Menurut pendapat saya agama bukanlah satu-satunya pedoman hidup, ada juga yang ateis, akan tetapi jauh lebih menghargai sesama umat manusia.  Jika memang ada yang berpendapat agama adalah satu-satunya pedoman hidup, saya juga berpendapat dia tidak salah, akan tetapi sebaiknya dia tidak memaksakannya terhadap orang lain, cukuplah bagi diri dan keluarganya.  Jika kita berpegang bahwa agama yang kita anutlah yang paling benar dan wajib hukumnya semua orang mengikutinya, tentunya akan terjadi perpecahan disana-sini.  Jika demikian amarah, dengki benci, sakit hati, dan permusuhan akan senantiasa menghantui pikiran kita.

Kembali ke kampanye hitam tadi, jika kita tidak bijak mananggapinya maka yang terjadi adalah kita akan hanyur terbuai dengannya dan ikut mencacimaki yang difitnah.  Dan bagi orang yang tidak termakan issu itu, bisa menjadi marah dan emosi, sehingga melakukan hal-hal diluar nalar.  Untuk itu seyogianya kita tidak  mudah mengamini yang namanya kampanye hitam, haruslah kita cek kebenarannya, dan jika kampanye hitan terus berlanjut sampai kita juga muak, sebaiknya kita tetap bersabar dan menahan diri.  Apapun itu kalau kita berprinsip "hati bisa panas, akan tetapi kepala tetap dingin", maka hal-hal negatif akan senantiasa bisa kita cerna dan pilah dengan hati yang jernih.

Saya mengajak kita semua untuk menularkan kebaikan untuk sesama, karena kebaikan akan mendatangkan suasana sejuk dan damai.

Salam Damai Saudaraku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun