Oleh : John Lobo
Pasca doa pagi bersama di lapangan basket, saya mengecek jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kepada 90 orang peserta didik yang hadir. Adalah Reinhard Notonegoro siswa kelas XI MIPA 7 yang langsung mengacungkan jari sembari menyampaikan bahwa kelasnya ada pelajaran agama selama dua jam berturut-turut pada hari ini, Kamis 21 Juli 2022. Sembari mengingatkan bahwa peserta didik yang beragama Kristen (Protestan dan Katolik) kegiatan pembelajarannya di perpustakaan, sayapun meninggalkan lapangan basket.
Sekitar jam 07.05 WIB Reinhard sudah berada di depan pintu sambil jongkok melepaskan sepatu sebelum masuk perpustakaan. Bibliotek yang berada di Jl. Raya Ijen No.9, Mergelo, Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto tersebut pernah meraih peringkat 3 tingkat nasional pada tahun 2016. Sambil duduk di sofa yang nyaman, saya membuka laptop dan mencari file Portable Document Format (PDF) atau berkas dokumen digital yang dibuat oleh Adobe System dan bisa digunakan untuk presentasi dokumen dua dimensi tentang materi Agama Katolik kelas XI dari buku guru.
Entitas yang digumuli pada pertemuan perdana pada awal tahun pelajaran adalah tentang Gereja sebagai Umat Allah. Beberapa pertanyaan yang diberikan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikirkritis dalam diri Reinhard adalah ; Apa yang menarik ketika berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah ?. Pertanyaan kedua ; Jika diminta menulis tentang pengalaman hidup sebagai anggota Gereja, apa yang akan anda ceritakan ?. Hemat saya melalui dua enigma tersebut Reinhard bisa memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran dimana melalui pendalaman pengalaman dan cerita kehidupan, dirinya bisa memahami arti dan makna Gereja dalam hidup sehari-hari.
Penuh cekatan Reinhard membuka buku catatan dan menjawab kedua pertanyaan tersebut melalui tulisan tangan. Selanjutnya draft tersebut diketik dan dikirim kepada saya melalui WhatsApp. Ia bercerita tentang keterlibatannya dalam doa bersama di lingkungan sebagai pengalaman hidup menggereja.
"Saya pernah mengikuti doa lingkungan atau doa arwah dalam rangka memperingati 100 hari meninggalnya almarhumah Oma. Sebelum doa dimulai, saya membantukeluarga menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan, seperti ; tikar, makanan, membersihakan rumah, dll. Sebagai tuan rumah saya sangat bangga karena banyak umat yang datang untuk berdoa buat keselamatan arwah oma", tulis Reinhard.
Lebih lanjut peserta didik yang murah senyum itu mengungkapkan bahwa "Sebagai orang Katolik, dirinya percaya bahwa mendoakan arwah orang yang sudah meninggal itu sangat penting karena merupakan tanda bahwa masih adanya persekutuan yang tak terputuskan juga sebagai upaya untuk memperoleh kesucian sehingga bisa bertemu dan menyatu dengan Bapa di Surga. Bahkan oma yang telah meninggal dalam Yesus suatu saat akan mengalami kebangkitan, seperti Yesus Kristus".