Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Enam Cara Kerja "As" dalam Hidup Kita

5 Februari 2023   09:50 Diperbarui: 7 Februari 2023   00:55 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (pixabay.com)

Kerja atau bekerja berati melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu. Tanpa itu seseorang tak masuk dalam definisi tersebut.

Banyak istilah berkenaan dengan kerja. Misalnya, dunia kerja, butuh kerja, cari kerja, kerja lembur, kerja orang, kurang kerja, lapangan kerja, masuk kerja, jam kerja, pulang kerja, istirahat kerja, berhenti kerja, dan sebagainya.

Sementara, untuk kerja yang berakhiran "as", kuantitatifnya tak sebanyak contoh di atas. 

Apa saja yang termasuk dalam kelompok kerja berakhiran "as"?

Pertama, kerja malas

Kerja malas adalah kondisi di mana seseorang tak mau bekerja, tidak mau melakukan sesuatu atau tak bernafsu mengerjakan sesuatu.

Dalam berbagai kesempatan, terhadap seseorang yang kerja malas, kalimat yang sering dilontarkan sebagian orang, ada dua hal yang harus dilakukan untuknya.

Yakni, dibina atau diusahakan dengan berbagai cara agar tak kerja malas lagi. Kemudian, apabila tak bisa diajak bermetamorfosis menjadi lebih baik -- seperti yang kerap kami dengar -- ya "dibinasakan".

Kedua, kerja keras

Kerja keras artinya bekerja dengan sungguh-sungguh, sekuat daya upaya dan tenaga. Penuh semangat dan pantang menyerah demi mencapai hasil terbaik.

Karena terfokus pada pekerjaan, pekerja keras tak punya waktu dan energi lagi untuk melakukan kegiatan lain.

Biasanya kerja keras ini hanya mengandalkan otot.

Ketiga, kerja cerdas

Kerja cerdas adalah kerja yang tak hanya mengandalkan otot, juga menggunakan otak. Bekerja dengan "dua o".

Orang yang bekerja memakai "dua o", juga bisa berpikir kreatif (memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan) dan inovatif (bisa berkreasi) guna mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang efektif.

Seseorang yang kerja cerdas, masih memiliki waktu dan energi melakukan kegiatan atau pekerjaan yang lainnya.

Biasanya kerja cerdas ini dimiliki oleh kaum intelektual atau ilmuwan.

Jadi, bekerja cerdas adalah pandai melihat peluang, memperhitungkan risiko dan mampu mencari solusi dalam penyelesaiannya.

Keempat, kerja ikhlas

Kerja ikhlas adalah bekerja dengan hati. Kerja dengan nawaitu atau niat yang tulus semata-mata untuk ibadah dan mencari rida Sang Pencipta.

Jika pekerjaan berhasil, maka rasa syukurnya bertambah. Sedangkan bila gagal, maka tak kecewa. percaya, semuanya sudah diatur Sang Khaliq.

Memang, siapa pun kita hanya diwajibkan untuk berusaha dan berdoa.

Mengapa ketulusan hati diperlukan dalam bekerja?

Sebab, apabila kita bekerja dengan ikhlas, maka kerja kita juga bernilai ibadah dan ada ganjaran pahala yang bakal didapatkan.

Kelima, kerja tuntas

Kerja tuntas adalah bekerja dengan semangat, sampai selesai dan tidak setengah-setengah.

Seberapa pun banyaknya pekerjaan, semua diselesaikan sampai akhir, sampai the end alias finis.

Walau demikian, tetap menggunakan skala prioritas dan sesuai prosedur. Tahu mana yang mesti di kedepankan, mengerti mana pula yang harus di urutan yang paling belakang. Tak menyungsang.

Keenam, kerja berkualitas

Kerja berkualitas adalah bekerja kerja di mana mutu menjadi muara akhirnya yang dituju.

'Ada kualitas ada harga' dan 'baik di mata kita belum tentu elok dalam pandangan orang' merupakan prinsip yang dipegang teguh oleh orang yang senantiasa menginginkan hasil kerjanya bermutu.

Selain kerja malas, dalam dunia kerja, memang dikenal istilah yang disebut kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas dan kerja berkualitas.

Jika jenis kerja-kerja tersebut dikolaborasikan menjadi satu, maka akan diperoleh kepuasan batin.

Tanpa kerja keras, dan kerja cerdas tak akan berhasil. Begitu pula bila tak ada keikhlasan dalam bekerja, itu sama saja dengan sia-sia. Jika kerja tidak tuntas, mana bisa ada hasil yang berkualitas

Jadi, jika kita ingin sukses, maka bekerjalah dengan penuh semangat. Gunakan akal dan ilmu dalam bekerja. Bekerja sampai tuntas dan penuh keikhlasan supaya hasilnya berkualitas.

Insyaallah, dengan cara demikian, seberat apa pun pekerjaan kita, pasti akan terasa ringan serta memberikan hasil baik sesuai target. Bahkan bisa melebihi ekspektasi.

Bila seseorang sudah sampai pada tahap di mana hasil kerjanya berkualitas, berarti sudah "lulus" dari anak tangga prinsip-prinsip kerja sebelumnya.

Sudahkah kita kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas dan kerja berkualitas? Atau, masih tetap kerja malas atau malas bekerja? Saat ini telah sampai pada tingkatan mana kerja kita?

Jawaban yang dijamin 100 persen tepat dan benar serta tanpa sanggahan dari siapa pun untuk pertanyaan tersebut, ada pada kita. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun