Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Jasmerah: Ini Makna "Terubuk" di Pasar Terubuk Bengkalis

1 Februari 2023   11:29 Diperbarui: 2 Februari 2023   05:42 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Terubuk Bengkalis (Dokumen pribadi) 

Terubuk adalah ikan penghuni perairan estuarin (dekat dengan muara sungai/perairan transisi antara air laut dan sungai) yang ditangkap untuk dimakan daging dan telurnya.

Ikan anadrom dengan nama ilmiah Tenualosa macrura dan Tenuolosa Illisha ini merupakan ikan pelagis kecil dari famili Clupeidae sebagai dua dari lima spesies yang dijumpai di dunia.

Ikan terubuk menjadi primadona serta kebanggaan Indonesia. Ukurannya dapat mencapai 60 cm dan mempunyai sifat harmafrodit proandri.

Di Indonesia, ikan yang terdapat gerigi di bagian perutnya ini ditemukan di Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat.

Di Riau, daerah yang terkenal dengan tubuh pipih memanjang dan mempunyai siklus hidup kurang dari dua tahun (18 bulan) adalah Kabupaten Bengkalis.

Pada tahun pertama kehidupan ikan terubuk akan dilalui sebagai jantan (disebut pias atau pale) dan pada tahun kedua akan berganti kelamin menjadi betina (sebagai terubuk).

Jadi, kapan pun dan di mana pun, kalau ditanya jenis kelamin ikan terubuk, jangan dijawab jantan. Tapi betina.

Pulau Bengkalis, utamanya kota Bengkalis (ibu kota Kab. Bengkalis) dijuluki "Kota Terubuk".

Ini dikarenakan banyak orang yang mencari masakan telur ikan ini di ibu kota kabupaten yang dulu juga menjadi pusat pemerintahan Kota Dumai, Kab. Siak, Kab. Rokan Hilir, dan Kab. Kepulauan Meranti sebelum menjadi daerah otonom.

Apa kepanjangan "Terubuk" sebagai gelar kehormatan untuk ibu kota kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini?

Sekarang, utamanya para Generasi Emas 2045, mungkin tak satu pun yang mengetahuinya.

Apalagi saat ini, nasib julukan "Kota Terubuk" pun tak ubah dengan takdir "Kota Bertuah" untuk Kota Pekanbaru. Sudah lenyap?

Kondisi Pasar Pelita sekarang (Dokumen pribadi)
Kondisi Pasar Pelita sekarang (Dokumen pribadi)

Di kota Bengkalis setidaknya ada dua tempat yang masih mengabadikan nama ikan yang diketahui berpijah sepanjang tahun di sekitar muara Sungai Siak tersebut.

Kedua tempat itu adalah rumah makan "Kota Terubuk" di depan Kantor Bupati Bengkalis dan Pasar Terubuk di Desa Kelapapati, Kec. Bengkalis.

Lama kami tak ke Pasar Terubuk. Terakhir Selasa, 13 April 2021. Hampir dua tahun silam. Mengikuti sidak Bupati Kasmarni dan Wakil Bupati Bengkalis H. Bagus Santoso.

Beberapa hari lalu kami lewat pasar yang berlokasi di Jalan Kelapapati Laut tersebut. Di Kelapapati ada tiga jalan yang memakai nama desa ini. Dua lainnya adalah Kelapapati Darat dan Kelapapati Tengah.

Pasar Terubuk dibangun di era H. Syamsurizal sebagai Bupati Bengkalis (2000 s.d. 2010).

Sedangkan peresmian pemakaiannya oleh Bupati H. Herliyan Saleh (2010-2015) pada Rabu, 29 Februari 2012.

Sebelum direlokasi ke tempat sekarang, pasar tersebut (pasar lama) berada di Jalan Yos Sudarso. Di depan Kelenteng Hok Ann Kiong.

Dekat Pasar Pelita, begitu nama pasar lama dimaksud, ada dermaga rakyat. Namanya Pelabuhan Camat dan rumah makan Berkat Yakin.

Tersebab tak mungkin diperluas akibat terbatasnya lahan, sedangkan kuantitas pedagang terus bertambah, sejumlah tokoh masyarakat tempatan ambil peduli hal itu. Mereka jadikan bahan diskusi dan kajian.

Tokoh masyarakat dimaksud antara lain H. Izhar Atan (Atan Petot), Marwan Noor (Pak Itam/Bang Joko), Alm. Effendi AB (Alias Buntat) dan H. Darli Markawi atau Bang Awi (Alm.)

Kesimpulannya mereka, Pasar Pelita harus dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Tujuannya, agar para pedagang yang kala itu banyak sekali menjadikan jalan dan lahan milik Kelenteng Hok Ann Kiong sebagai lapak jualannya, dapat ditampung dan punya los atau bangsal sendiri untuk manggaleh (berdagang dalam bahasa Minang).

Datuk Seri H. Zainuddin Yusuf, berpakaian putih (dokumen pribadi)
Datuk Seri H. Zainuddin Yusuf, berpakaian putih (dokumen pribadi)

Singkat cerita, hasil kajian itu disampaikan langsung ke Bupati H. Syamsurizal. Adalah Effendi AB yang meneruskan sumbang saran tersebut.

Urun pendapat itu disampaikan almarhum tahun 2002 di ruang kerja Bupati H. Syamsurizal. Tempat itu sekarang menjadi bilik kerja Sekretaris Daerah Bengkalis H. Bustami HY.

Karena kala itu sedang piala dunia di Korea Selatan dan Jepang sebagai tuan rumah penyelenggara, harapan itu disampaikannya antara 31 Mei hingga 30 Juni 2002. Kemungkinan besar pada Jumat sore, 21 Juni 2002. Sekitar pukul 16.00 WIB.

Pasalnya Bupati H. Syamsurizal tak bisa berlama-lama menerima Effendi Buntat.

"Insyaallah, Bang. Carikan lokasi secepatnya. Kali ini kami maaf betul, Bang. Sekarang tak dapat nak belamo-lamo kito bual-bual (bahasa Melayu Bengkalis, artinya tak dapat berlama-lama kita berbincang-bincang). Sekarang mau pulang. Nak nonton piala dunia Inggris dan Brasil," kira-kira begitulah kalimat beliau pada Effendi Buntat, kala itu.

Pasar Terubuk Bengkalis mulai dibangun 2005. Namun sempat terhenti beberapa tahun. Kemudian dilanjutkan kembali di tahun anggaran 2008, 2009 dan 2010. Menurut sejumlah pemberitaan, pembangunannya menghabiskan dana kurang lebih Rp27 miliar.

Lantas siapa yang memberi nama pasar tersebut Pasar Terubuk?

Menurut informasi adalah Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR) Kab. Bengkalis, Datuk Seri H. Zainuddin Yusuf. Ketika ditanya langsung, beliau tidak menampiknya.

"Sebelum diresmikan, Pak Bupati Herliyan Saleh memanggil saya. Minta pendapat, apa sebaiknya nama pasar tersebut. Saya katakan Pasar Terubuk," terang H. Zainuddin Yusuf, Senin, 9 Januari 2023, saat bertemunya di Lapangan Tugu Bengkalis.

"Apa kepanjangan 'Terubuk' itu, Tuk (Datuk)?" Datuk merupakan panggilan akrab sebagian orang akrab pada pria 88 tahun ini.

"Terubuk itu singkatan dari Tertib, Ekonomi, Rukun, Umat Bersatu Untuk Kesejahteraan," jelasnya.

Papan nama UPT Dinas Pasar dan Kebersihan yang dulu mengelola Pasar Terubuk (Dokumen pribadi)
Papan nama UPT Dinas Pasar dan Kebersihan yang dulu mengelola Pasar Terubuk (Dokumen pribadi)

Jadi itulah makna "Terubuk" di Pasar Terubuk di jalan Kelapapati Laut, Desa Kelapapati, Kec. Bengkalis, yang dahulu dikelola UPT Dinas Pasar dan Kebersihan.

"Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah", begitu kata presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Semboyan terkenal yang disingkat Jasmerah itu, diucapkan oleh Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966.

Sekecil apa pun sejarah harus dicatat, agar kelak sejarah mencatatnya abadi. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun