Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Masjid Terapung Pertama di Indonesia Ada di Bengkalis

31 Januari 2023   13:15 Diperbarui: 31 Januari 2023   13:38 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Istiqomah Bengkalis (Dokumen pribadi)

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

Mengutip data Kemendagri, jumlah penduduk Indonesia pada Juni 2021 tercatat 272,23 juta jiwa.

Dari angka tersebut, penduduk yang beragama Islam sebanyak 236,53 juta atau (86,88%). Mayoritas.

Di tahun yang sama, jumlah masjid dan musala yang tercatat di Sistem Informasi Masjid (SIMAS) Kemenag, per 29 Maret, sebanyak 598.291 buah.

Beberapa masjid di Indonesia di bangun di bibir pantai atau di atas laut yang kerap juga disebut masjid terapung. Selain sebagai tempat ibadah, masjid terapung di Indonesia menjadi tempat tujuan wisata religi.

Berikut beberapa masjid terapung di Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

Pertama, Masjid Oesman Al Khair di Kab. Kayong Utara.

Masjid Oesman Al Khair di Kabupaten Kayong Utara dibangun tahun 2021 di atas laut di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Masjid ala Maroko dan didominasi warna serba putih ini mampu menampung jamaah hingga 3.000 orang.

Kedua, Masjid Samuera Ilahi di Kabupaten Pesisir Selatan

Masjid yang dibangun dengan dana sekitar Rp28 miliar ini terletak di lokasi wisata Pantai Carocok Painan, Kecamatan IV Jurai, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Masjid yang diresmikan Senin, 8 Februari 2021 ini dibangun di atas lahan 1.795 persegi. Bisa menampung 300 jamaah.

Ketiga, Masjid Raya Al Munawwar Ternate, Maluku Utara

Masjid Raya Al Munawwar dapat menampung 15.000 jamaah. Dibangun di lahan seluas 6 hektare dengan luas bangunan 9.512 meter persegi.

Masjid yang mulai dipakai pertama kali pada Jumat, 6 Agustus 2010 ini mulai dibangun tahun 2003. Berlokasi di Jalan Tapak II No. 1 Kelurahan Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara.

Keempat, Masjid Amirul Mukminin, Makassar, Sulawesi Selatan

Masjid Amirul Mukminin berada di lepas pantai, tepatnya di timur laut Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sehingga tampak masjid terapung di atas laut.

Pembangunan ini merupakan gagasan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin untuk memperkaya khasanah tengara (landmark) Kota Makassar dan sebagai wisata religi.

Dibangun mulai 8 Mei 2009, masjid ini kemudian diresmikan pada 21 Desember 2012 oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Muhammad Jusuf Kalla.

Kelima, Masjid Amahami di Bima, NTB

Masjid Amahami berlokasi di kawasan Pantai Amahami di Jalan Sultan Muhamad Salahuddin, Belo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB.

Desain masjid yang rampung dibangun akhir 2017 ini cukup unik. Bagian atasnya berbentuk segitiga dan beberapa menaranya disertai dengan kubah.

Menariknya lagi, terdapat ornamen khas Bima, yaitu bunga satako yang artinya 'bunga setangkai'.

Ada makna khusus di balik bunga satako, yaitu mencerminkan menebar kebaikan di dan keharmonisan di sekitarnya.

Mencermati data tahun peresmian beberapa masjid terapung di atas, Kab. Bengkalis tampaknya merupakan daerah pertama di Indonesia yang memiliki masjid terapung.

Ceritanya, pada era 1995-2000, Pemkab Bengkalis memutuskan merenovasi Masjid Istiqomah (sekarang Masjid Agung Istiqomah) Bengkalis.

Sebelum direalisasikan, rencana tersebut sampai ke telinga sejumlah tokoh pemuda di daerah ini.

Setelah mendapat tunjuk ajar dan persetujuan dari tokoh agama Islam, tokoh masyarakat, instansi pemerintah berkenaan (Kepala Kantor Kemenag) dan berbagai pihak, para pemuda tersebut menyampaikan aspirasi ke DPRD Bengkalis.

Secara simbolis, harapan tertulis itu disampaikan Ketua IPMKB (Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Bengkalis) Abdul Vattah Ali Hasyim melalui Ketua Fraksi Partai Golkar (kala itu) H. Riza Pahlevi.

Isi aspirasi tersebut, antara lain, Masjid Istiqomah tak perlu dibangun ulang (direnovasi). Dananya digunakan untuk membangun masjid baru. Lokasinya di pinggir laut di bibir Selat Bengkalis, di sekitar Sungai Bengkel.

Adapun Masjid Istiqomah dialih-fungsikan menjadi Bengkalis Islamic Center (BIC).

Alasan dipilihnya lokasi di bibir Selat Bengkalis, karena masjid baru itu nantinya dapat menjadi tengara ibu kota kabupaten Bengkalis.

Siang atau malam, keindahannya dapat dinikmati para pengguna transportasi laut yang lalu-lalang di Selat Bengkalis.

Lainnya, tempat parkirnya lebih luas, sehingga bisa menampung lebih banyak kendaraan jamaah. Utamanya pada perayaan hari besar keagamaan yang menyebabkan para perantau mudik ke Bengkalis. Misalnya, saat salat Idulfitri.

Selanjutnya, dapat menjadi tempat wisata religius sebagaimana masjid-masjid terapung yang ada di daerah lain saat ini, dan beberapa alasan ilmiah lainnya.

Arsitektur Masjid Agung Istiqomah yang berlokasi di Jalan Pattimura, Kelurahan Damon, Kec. Bengkalis ini merupakan perpaduan gaya Turki, Arab dan budaya lokal Melayu.

Masjid nan indah yang sekilas tampak seperti menara Masjid Biru di Istanbul, Turki ini menjadi salah satu bangunan megah di Kab. Bengkalis.

Sekali lagi. Andaikan dulu aspirasi tersebut diterima Pemkab Bengkalis, bisa jadi kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini merupakan daerah pertama di Indonesia yang memiliki masjid terapung.

Hanya misalkan saja. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun