Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Yang Abadi adalah Perubahan"

1 Mei 2020   09:08 Diperbarui: 1 Mei 2020   09:23 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Yang Abadi Adalah Perubahan", kalimat ini sering kita dengar di mana-mana terutama yang terkait dengan pemberian motivasi. Dunia berubah ditengah pandemik wabah Covid 19, banyak sektor bahkan gaya hidup manusia berubah. 

Kita tidak menyangka dampak pandemik Covid 19 ini merubah gaya hidup kita dari yang dulunya bekerja di kantor menjadi bekerja di rumah, belajar di sekolah menjadi belajar daring atau online, mudik diganti dengan komunikasi online dan lain-lainnya. 

Sektor bisnis juga banyak yang terpengaruh dari dampak pandemik Covid 19 ini terutama yang selama ini diminati (sangat ramai) menjadi sepi karena anjuran pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19. 

Salah satu contoh yang terdampak adalah makanan cepat saji (ayam) yang seluruh dunia menikmati produknya juga mengalami penurunan omset. 

Sektor pariwisata yang sangat terdampak juga akibat pandemik Covid 19 ini karena situasi beberapa lokasi di Indonesia yang harus melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Kita lihat sekarang banyak sektor pariwisata yang melakukan PHK terhadap karyawannya karena tingkat kunjungan wisatawan domestik maupun manca negara sangat signifikan turun, misalnya pada sektor perhotelan.

Sebelum wabah Covid 19 melanda Indonesia atau dunia, kita sering mendapat gambar di media sosial terkait bulan di Kalender yang merah semua (artinya butuh libur). 

Pada kalender tersebut berisi tanggal merah semua (libur) dan ini menjadi kenyataan sekarang karena dampak Covid 19 sebagian sektor memaksa karyawan atau pegawainya bekerja di rumah (Work From Home). 

Orang-orang yang dulu sangat rajin beribadah ke tempat ibadah kali ini juga terdampak dengan beribadah di rumah saja walaupun sebagain orang menyebut ibadah online berdampak positif terhadap orang yang tidak pernah ibadah di tempat ibadah karena dengan adanya anjuran di rumah saja membuat yang bersangkutan ibadah di rumah. 

Kondisi sekarang juga membuat sebagian orang harus melaksanakan aktivitas di rumah saja, dapat kita bayangkan betapa jenuh atau stres jika melakukan aktivitas di rumah sampai berbulan-bulan akibat wabah pandemik Covid 19 ini. 

Anak saya yang kebetulan lagi bersekolah di TK (Taman Kanak-Kanak) merasakan hal tersebut karena yang biasanya sekolah dan bermain dengan teman-temannya kali ini merasakan kejenuhan dan kebosanan akibat belajar di rumah. Beliau menyebut kesaya tentang rasa jenuhnya atau bosannya dengan kondisi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun