Mohon tunggu...
Johan G.M Pardede
Johan G.M Pardede Mohon Tunggu... Lainnya - Asliii

Selalu memandang masalah secara objektif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merindukan Fadli Zon

1 Juni 2020   23:28 Diperbarui: 1 Juni 2020   23:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak ada musuh yang abadi dan kawan yang abadi dalam dunia politik, yang abadi hanyalan kepentingan. Itulah sepenggal basic knowledge yang perlu diketahui dalam dunia politik, yang menandakan bahwa politik itu senantiasa dinamis. 

Selalu saja ada isu yang diperdebatkan mulai dari hal yang remeh temeh sampai yang benar-benar vital dalam keberlangsungan roda pemerintahan negara.

Sebagai negara demokrasi tentu mengutarakan pendapat adalah hal yang lumrah. Indonesia sudah dua puluh dua tahun mengalami masa reformasi yang menandakan bahwa usianya cukuplah matang. 

Di zaman orde baru segala hal yang berbau pengkritikan terhadap pemerintah adalah hal yang tabu. Jika ketahuan mengkritik maka siap-siaplah berhadapan dengan tentara. Menyebut nama pejabat secara sembarangan dan mengucapakan nama presiden tanpa mendahului kata "Pak" saja sudah dianggap sebagai dosa. Maka setiap tutur kata yang diucapkan masyarakat haruslah sopan.

Di era demokrasi ini DPR sebagai representasi rakyat sering mengeluarkan kritik terhadap pemerintah. Apalagi DPR yang berposisi sebagai oposisi maka pemerintah dianggap seolah tak ada benarnya. Tentu kita mengingat ketika Fadli Zon masih menjadi Wakil Ketua DPR. Perkataan beliau selalu menghiasi pemberitaan media massa. 

Sering ia mengeluarkan pernyataan yang dipertanyakan keabsahannya oleh rakyat. Terkadang juga menyampaikan pendapat yang kontroversi kalau tidak disebut sebagai pendapat yang keliru. 

Benar kata pepatah yang mengatakan bahwa jika ingin terlihat kuat setidaknya beranilah melawan orang kuat. Kalau Fadli Zon selama ini melawan pemerintah terkesan sebagai orang kuat, meskipun terlihat agak konyol, setidaknya dia sudah menunjukkan bahwa dia melebihi teman DPR yang lain bahwa ia memiliki keberanian. Buktinya dia juga sempat diperkenalkan oleh Donal Trump sebagai orang kuat dari Indonesia.

Fadli Zon itu sosok yang hebat bukan? Pertama ia memiliki sederet gelar akademis buktinya dia S1 dari Sastra Rusia UI dan gelarnya yang lain didapatkan dari luar negeri, tentunya dengan menjadi mahasiswa Jurusan Sastra Rusia, Bung Fadli menjadi pandai berbahasa Rusia. 

Coba ada anggota DPR yang lain bisa Bahasa Rusia seperti Bung Fadli? Kedua Bung Fadli adalah salah satu pentolan mahasiswa ketika terjadi demo 1998 bersama Bung Fahri Hamzah mereka bersama-sama menentang kediktatoran daripada Soeharto mertua dari bosnya. 

Barangkali jiwa seia-sekata mereka mulai terjalin dari situ dan berpuncak saat sebagai duet dua wakil ketua DPR yang selalu mengkritik Pakde Jokowi, seakan tidak ada benarnya. 

Ketiga pernah berkuliah ke luar negeri. Dengan pengalaman yang berjubel tersebut, bahasa yang dikuasai Bung Fadli menjadi bertambah dan tentunya akan menambah wawasan Bung Fadli, sehingga cakrawala berpikirnya bertambah luas yang berefek dalam membuat peraturan perundang-undangan yang lebih membumi kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun