Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Istiqomah dan Jalan Senyap Pembinaan Sepak Bola Usia Dini

22 Juni 2022   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2022   14:59 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Astara saat bertanding dengan Son Football Academy (Foto : IG Son Football Academy)

Astara berlaga mewakili Indonesia di Son Heung Min International U12 Friendship Soccer Competition. Rombongan itu terdiri dari 18 orang terdiri dari 13 pemain dan 5 ofisial.

Sebagai sebuah akademi Astara sudah dikenal di Sleman. Berdiri pada 2012 Astara dihuni oleh para pemain pilihan dari SSB (Sekolah Sepakbola) yang ada di Sleman. Tercatat ada 34 SSB dengan 26 SSB yang sudah terafiliasi. Dari kompetisi beberapa kelompok usia yang diputar secara rutin setiap tahunnya dan diikuti 26 SSB diambil pemain terbaik untuk dibina di Astara.

Para pemain Astara memetik hasil memuaskan di kota Chuncheon. Mereka menang atas Vietnam 6-0, Mongolia (5-1), Son Football Academy (2-1) dan kalah saat menghadapi Singapore (2-4) serta Kolombia (2-3).

"Meski meraih hasil bagus, namun bukan itu tujuan utama mengikuti pertandingan persahabatan di Chuncheon. Di usia 8 hingga 12 tahun merupakan masa pembentukan karakter seorang pemain. Disiplin dan sebagainya dibentuk di jenjang usia itu," jelas WK.

Kesempatan untuk bisa menghadapi tim-tim di Korea Selatan merupakan hal yang sangat berarti bagi para pemain Astara. Peluang ini tak lepas dari hubungan bilateral yang akrab antara Yogyakarta dan Chuncheon, kota tempat Son Heung-Min..

Hampir 100 persen yang terkait dengan akomodasi dibiayai oleh Pemda Yogyakarta melalui Dinas Investasi dan Penanaman Modal DIY.


Berpolitik

Bagi WK yang sejak remaja bermain sepakbola dan suka seni grafis perjalanan ke kota Chuncheon banyak membawa hikmah. Tak hanya bagi dirinya pribadi sebagai pelaku sepakbola, para pemain Astara tapi juga pengembangan pembinaan usia dini.

Di kota itu, yang ia yakin juga dilakukan di kota-kota lainnya di Korea Selatan, infrastruktur menjadi concern eksekutif dan legislatif. Ini seperti ciri khas bagi negara yang memiliki budaya sepakbola kuat.

Walikota dan legislatif membiayai semua kegiatan pembangunan infrastruktur, selain tak henti memberikan menanamkan makna sportifitas pada masyarakat. Ini yang belum ada di Indonesia.

Sinergi itu menunjukkan optimalisasi kerjasama dengan dinas-dinas terkait.tentang bagaimana melakukan pembinaan sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun