Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kesederhanaan Vespa dan Andy Wardhana

21 September 2020   11:02 Diperbarui: 21 September 2020   11:16 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vespa Bacchetta, tertua di Indonesia. (Foto : Dok.Andy Wardhana)

Tak pernah terlintas dalam benak Andy Wardhana, pengusaha yang awalnya penggila mobil, untuk menyukai vespa. Kendaraan bermotor yang tampak sederhana, kadang dibilang kuno, tidak modis.

Awalnya Andy lebih menggeluti mobil bersama putranya, William. Ia punya beberapa mobil, termasuk yang terbilang menarik perhatian kolektor lainnya. Sebut saja mobil dinas mantan Presiden RI, Soeharto yang masih kinclong di rumahnya yang luas.

Mercedes 300SEL W140 keluaran tahun 1992/93 yang odOm eternya baru 9.600km Mobil itu jadi salah satu penghuni Car-A-Holic Garage, nama garasi di rumah Om  AW, panggilan akrab Andy Wardhana.

Mobil yang dulunya digunakan sebagai salah satu mobil operasional Presiden Soeharto dan keluarganya itu sudah diantri para kolektor ketika ia menghubungi pemiliknya. Namun dewi fortuna memihaknya, dan akhirnya berhasil mendapatkan mobil bersejarah itu.

"Angka 3 yang ada dibukaan pintu supir menunjukan bahwa ini adalah mobil milik Sekretariat Presiden RI yang diperuntukan sebagai mobil cadangan no 3 Presiden RI, dan untuk menjemput tamu negara. Kabarnya, dulu mobil ini paling sering digunakan oleh Ibu Tien," tutur Om  AW.

Tidak cuma itu, kondisi mobil itu sendiri sangat pristine sekali. Mulai dari catnya yang kulit jeruk dan mulus, di bagian interior yang berlapis kulit two tone, bukan 'bahan' atau kulit sewarna seperti 300SEL lainnya.

Lelaki yang rendah hati itu, juga pernah mengoleksi Mercedes eks Sekretariat Negara (mobil cadangan Presiden atau dipakai oleh tamu-tamu negara). Baru menempuh 56 ribu km, tapi lalu dijualnya.

Namun, setelah puteranya, William pergi ke Inggris untuk melanjutkan sekolahnya, hobi mengoleksi mobil itu memudar. Tak ada teman lagi untuk berbincang tentang mobil.

Vespa VBB dalam kotak dan Andy Wardhana. (Foto: naikmotor.com
Vespa VBB dalam kotak dan Andy Wardhana. (Foto: naikmotor.com
Lelaki  penyandang gelar Magister Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Padajajaran lalu melirik vespa. Moda transportasi  yang terlihat sederhana, biasa saja tapi punya banyak asesoris yang menarik dan pernik-pernik lainnya.

"Itu semua membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang vespa," tutur Andy Wardhana dalam percakapan di suatu malam saat ia ke Yogyakarta minggu lalu.

Keingintahuannya itu membuat Om  AW lalu terus belajar mengenal tentang vespa, brand scooter Italia yang melegenda di seluruh dunia yang diproduksi oleh Piaggio. Sejak pertama diproduksi tahun 1946 sepeda motor ini memiliki banyak penggemar sampai sekarang.

Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya kpmunitas yang masih eksis. Dan di beberapa sudut jalan juga masih sering dijumpai pengendara Vespa klasik bermesin  . Sementara versi modern dengan mesin matic juga sudah mulai banyak digunakan.

Om AW memulai koleksinya dengan membeli vespa modern buatan Vietnam dan Italia.  Namun itu tak lama, karena ayah dua anak ini lalu tertarik dengan vespa klasik.

"Vespa itu sesuatu yang sederhana, tangguh, kuat dan penggunanya punya solidaritas tinggi,"tuturnya saat ditanya seperti apa vespa itu baginya

Tingginya solidaritas itu dikisahkannya saat ia bisa berkenalan dengan orang dari seluruh. Pernah juga saat membawa vespanya keliling di Kebayoran Baru, lalu mogok, ada penggemar vespa yang lewat dan membantunya.

Awalnya ia mengoleksi vespa modern seperti produk dari Vietnam lalu Italia. Saat itulah Om  AW banyak belajar mengenai vespa,hingga pada 2016 kesengsem dengan vespa klasik.

"Saya mulai dari nol untuk mengenal vespa. Ilmu bertambah sedikitlah,"tuturnya merendah.

Dalam dua tahun Om AW yang kini menjadi Direktur Keuangan PT Putra Sleman Sembada (PSS), perusahaan yang menaungi klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sleman, PS Sleman, sudah memiliki 30 vespa. Satu dua dari luar negeri.

Dari pergumulan dengan vespa itu, Om  AW lalu beralih ke vespa antik orisinal. Sesuatu yang jadi incaran para kolektor vespa. Punya Vespa antik orisinal merupakan idaman banyak orang. Tak apa menghabiskan uang dan tenaga untuk berburu Vespa tua, yang penting dapat 'perawan" alias cantik bawaan lahir, bukan hasil restorasi.

Mercedes 300SEL W140 (foto : Dok.Andy)
Mercedes 300SEL W140 (foto : Dok.Andy)
Satu hal yang jadi patokan Om AW soal vespa yang diminatinya adalah orisinalitas, baik dari cat, onderdil dan rendahnya kilometer jarak tempuhnya.

Minat yang kemudian berubah saat komisaris independen salah satu perusahaan air mineral itu menemukan dan membeli vespa NOS (New Old Stock). Ini merupakan sebutan untuk barang baru buatan lama. Istilah ini juga dipakai di dunia otomotif untuk mengkategorikan kondisi suatu barang.

Vespa NOS ini memberikan tantangan tersendiri bagi para kolektor, karena susah didapatkan. Kalaupun ada sedikit saja jumlahnya.

Begitu berhasil mendapatkan vespa NOS, segera saja hal itu jadi tren baru di kalangan pecinta vespa.  Vespa VBB kelahiran 1962 dengan cat biru telur asin yang memang belum pernah dinyalakan apalagi dibawa jalan, dan ia mendapatkannya dari tangan pertama.

"Jadi memang Vespa ini sejak tahun 1962, belum pernah dinyalakan oleh pemilik sebelumnya, yaitu Om  Iskandar di Semarang. Dan semenjak berpindah tangan ke saya, tradisi itu akan terus saya jaga," ujar Om AW suatu ketika saat ditanya wartawan.

Vespa itu kini mendapat rumah baru di kediamannya yang luas, ditempatkan di sebuah kotak akrilik dengan ketebalan 8 mm. Di situ ada aliran udara, di belakangnya diberi exhaust fan.  Ini untuk menjaga kondisinya laiknya motor baru.  Perawatannya juga tak rumit. Dibersihkan secara rutin, terutama debu dan jamur-jamurnya.

"Memiliki vespa yang langka harus dengan kecintaan untuk menjaga dan merawatnya. Jangan hanya agar dikenal dikenal orang lain. Ini juga merupakan amanah bagi kita," ucap Om AW.

Namanya makin melambung ketika ia berhasil mendapatkan Vespa Bacchetta 1949, motor yang memiliki bentuk sangat unik dan diklaim sebagai motor tertua di Indonesia saat ini yang masih bersurat.

Bacchetta itu dibuat di Piaggio Factory, dan saat diluncurkan dipasarkan di kota Brescia, Italia. Di Indonesia ada beberapa vespa Bacchetta, tapi sepertinya hanya milik Om  AW itu yang dalam kondisi baik, dengan surat-surartnya yang lengkap dan hidup.

Vespa dengan warna Metallic Green itu memiliki mesin 125 cc dank ode V11-T, dibantu dengan transmisi 3-speed mekanik itu punya ciri khas dibanding vespa lainnya, yakni koplinya tidak memakai kabel tapi batang besi pengungkit.

Sebagai kolektor, pasti ingin Vespa yang dikoleksinya dalam wujud asli alias orisinil. Begitu juga dengan Om  OM  AW. Ia ingin vespa Bacchetta itu berubah ke wujud aselinya. Dibutuhkan waktu sekitar 5 bulan untuk mewujudkannya.

"Untuk merestorasi, saya tanya teman-teman Vespa dan melihat buku referensi Vespa dari Italia. Jadi untuk pemilihan warna dan kOm ponen kita ambil dari buku. Bahkan ada yang memberi info dari penggemar vespa di Italia," ungkap Om AW.

Tak sekedar mencari referensi, ia juga mendatangkan langsung berbagai spare part dari Italia dan Jerman, seperti speedOm eter, standar tengah, lampu belakang.

Kesederhanaan berpuluh vespa itu pula yang tampak pada keseharian Andy Wardhana. Ia rendah hati, ramah dan berkOm  AWan dengan siapa saja. Sering tak tampak ia seorang boss.

Kini selain tetap membelai vespa-vespa kesayangannya, Om  AW punya kesayangan baru yakni klub PS Sleman yang akan diantarnya melaju menelusuri jalan yang lebih jauh. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun