Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mereka Juga Manusia

18 September 2015   07:21 Diperbarui: 11 Oktober 2015   18:26 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (sumber:asset.kompas.com)

Adalah menarik untuk menanggapi persoalan yang muncul saat ini tentang pro kontra usulan kenaikan tunjangan bagi anggota DPR. Dikatakan menarik karena antara yang pro dan kontra memiliki argumen masing masing yang dapat mengundang polemik yang berkepanjangan. Ada yang bilang, kenaikan tunjangan ini wajar karena tugas badan legislatif yang semaakin berat dalam aspek pengawasan dan juga dalam sepuluh tahun terakhir belum terjadi kenaikan tunjangan anggota dewan yang terhormat ini. Bagi yang kontra, menganggap usulan kenaikan tunjangan menjadi kontras dengan kondisi terpuruknya nilai rupiah terhadap dollar, seakan tidak peduli dengan kondisi semakin meningkatnya kemiskinan rakyat, kondisi perekonomian yang tidak stabil yang mempengaruhi harga harga bahan kebutuhan pokok masyarakat.

Saya akan melihat dari sisi hak dan kewajiban setiap warga negara. Anggota DPR juga adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban. Hak mereka adalah hak memperoleh tunjangan sesuai kinerja yang telah diatur dalam suatu aturan yang baku. Kewajiban mereka adalah menjalankan tugas pokok sesuai tupoksi sebagai anggota lembaga legislatif yang resmi dan memiliki tugas yang strategis dan penting demi negara dan demi memperjuangkan kesejahteraan takyat.

Mereka (anggota DPR) ini adalah wakil rakyat yang telah kita pilih bersama. Mereka juga manusia seperti kita yang memiliki keluarga, isteri, suami dan anak anak. Dalam menjalankan tugas negara kadangkala mereka mengorbankan waktu dan pikiran terhadap keluarga sendiri karena demi menjalankan tugas negara.

Apa jadinya apabila mereka tidak memperoleh jaminan tunjangan yang wajar sesuai kinerjanya terhadap aktivitas kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang berat itu? Saya percaya sejatinya anggota DPR ini sangat peduli dengan upaya mensejahterakan rakyat yang telah memilihnya. Mereka rela mengorbankan waktu, pikiran,tenaga bahkan materi pada waktu berkampanye dalam pilcaleg agar mereka berhasil terpilih menjadi anggota dewan yang terhormat. Siapakah yang dapat menghitung biaya yang telah mereka keluarkan selama masa itu? Apakah kita sebagai rakyat pemilih waktu itu tidak merasakan rejeki yang telah mereka bagi bagikan pada waktu ittu? Mengapa saat ini menggugat dan mengeritik apabila mereka menuntut hak kenaikan tunjangannya itu?

Sebagai rakyat yang telah memilih mereka sebagai anggota DPR, marilah kita merenungkan diri dan bertanya dalam hati apakah kita termasuk pemilih yang telah menerima pemberian uang pada waktu kegiatan menjelang pilcaleg pada waktu lalu itu? Kalaau jawabannya ya, saya harap kita hentikan kritikan terhadap usulan kenaikan tunjangan mereka. Kalau jawabannya tidak pernah, silahkan melanjutkan kritikan dan berikan solusi terbaik.  Misalkan, kedepan harus ada komitmen nasional agar dalam pelaksanaan pilcaleg atau pemilihan apapun tidak ada...sekali lagi tidak ada kegiatan yang bersifat  "money politic".

Saya termasuk salah seorang yang selalu mengembangkan cara berpikir positif. dalam konteks usulan kenaikan tunjangan anggota DPR dalam RAPBN 2016 saya berpendapat sebagai hal yang wajar. Saya optimis dengan menaikkan tunjangan anggota DPR maka ke depan kinerja mereka akan lebih meningkat pula. Kenaikan tunjangan ini jadi motivasi dalam menjalankan tugas kenegaraan dan ini disesuaikan pula dengan kas keuangan negara apakah juga memungkinkan dan dapat dicapai sesuai target penerimaan negara di tahun depan.

Maka dari itu, kita hendaknya perlu menyadari kehidupan dan kebutuhaan hidup para anggota DPR ini.Sebuah contoh perenungan kita terhadap mereka, saya sempat simak artikel bro Purnawan Kristanto dalam artikel bertajuk "Mengharukan Pengorbanan Keluarga Anggota DPR" (Kompasiana, 15 September 2015). Disana ada nilai sisi kemanusiaan yang dapat jadi perenungan dan pembelajaaran kita akan sisi kehidupan menarik eorang anggota DPR yang perlu diketahui oleh kita sebagai rakyat. Mungkin ada pengorbanan lain anggota DPR yang juga perlu diangkat dan di publis.

Melalui artikel ini, mungkin ke depan akan ada rubrik khusus mengenai aktiviitas anggota DPR yang disediakan Kompasiana sebagai kumpulan tulisaan anggota DPR dalam menjalani tugas baik suka maupun duka yang perlu kita ketahui. Dengan ini, terjalinlah interaksi antara kita dengan kita, kita dengan anggota DPR secara transparan dan disana kita akan saling memahami bahwa tugas DPR itu tidak ringan, tugas DPR ini demi memperjuangkan kesejaahteraan kita, tugas DPR ini mulia, tugas DPR ini penuh pengorbanan.

Mereka (anggota DPR) itu adalah wakil kita, bila tunjangan mereka dinaikkan apakah itu akan merugikan kita atau menguntungkan kita? Marilah kita merenung dan menjawabnya sesuai hati nurani kita masing masing. Bagaimanapun mereka itu juga manusia.

Salam Kompasiana.

Manado, 18 September 2015.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun