Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kemarau Panjang dan Krisis Air Minum

4 September 2015   09:57 Diperbarui: 4 September 2015   09:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi(sumber:antaranews.com)

Dampak musim kemarau panjang dialami oleh wilayah sepaanjang garis khatulistiwa termasuk Indonesia. Pengaruh Elnino menjadikan 16 provinsi di Indonesia mengalami kekeringan dan jelas mempengaruhi kebutuhan air masyarakat, baik air untuk irigasi dan keperluan sawah dan kolam ikan juga air minum masyarakat.

Kondisi kemarau panjang dan krisis air minum menjadi sesuatu yang urgen dan menarik untuk dibahas. Walaupun ini merupakan gejala alamiah akibat pemanasan global namun disinilah sebagai penghuni bumi kita perlu merenung bahkan mencari solusi terbaik apa kiat kita menghadapi situasi ini.

Informasi menurunnya ketersediaan air di beberapa waduk terkenal di Indonesia merupakan sesuatu yang memprihatinkan. Berapa saja luasan sawah yang ditanami padi akan gagal panen dengan kondisi seperti ini. Berapa saja luasan areal hutan yang rawan terjadinya kebakaran yang akan merusak ekosistem hutan dan berakibat munculnya asap hitam yang membahayakan lalu lintas penerbangan bahkan berakibat terjadinya gangguan kesehatan masyarakat.

Hal yang paling memprihatinkan bagi masyarakat kita adalah ketersediaan air minum yang higienis sehingga perlu menjadi perhatian semua pihak.

Berbagai saran dan usulan mengenai tips mempersiapkan diri oleh masyarakat dalam menghadapi situasi musim kemarau panjang. Badan Meteorologi dan Geofisika telah berulang kali menyampaikan agar masyarakat siap menghadapi musim kemarau panjang ini. Ada anjuran agar masyarakat melakukan gerakan hemat air yaitu mengadakan daur ulang air yang digunakan. Ada juga gagasan dan usulan agar masyarakat giat laksanakan penanaman pohon dan mencegah penebangan pohon.

Persoalannya antara kebutuhan ekonomi masyarakat dengan gerakan pelestarian lingkungan hidup seringkali terjadi benturan kepentingan. Disatu sisi masyarakat dianjurkan untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan, disisi lain masyarakat membutuhkan sesuatu demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Pesatnya perkembangan pertumbuhan penduduk belum diimbangi dengan penyediaan sarana penunjang perekonomian keluarga sehingga sering terjadi kerusakan lingkungan hidup.

Seandainya gerakan penanaman pohon yang berfungsi penyejuk dan penahan air permukaan dan mencegaah erosi ini benar benar dilaksanakan dengan baik, maka walaupun terjadi kemarau yang panjang disuatu daerah maka dipastikan kebutuhan air oleh masyarakat akan terkendali dan tersedia.

Olehnya, dengan kondisi kemarau panjang dan krisis ketersediaan air ini marilah kita merenung dan menyadari betapa pentingnya gerakan hemat air dan gerakan penghijauan melalui penanaman pohon di setiaap daerah. Termasuk disini bagaimana kita secara arif melindungi ekosistem hutan di tanah air, karena hutan kita dikenal sebagai paru paru dunia. Seandainya paru paru ini dirusak maka akan terjadi hal hal yang kita tidak inginkan yaitu bencana kekurangan sumber daya air dan jelas akan mempengaruhi kehidupan umat manusia.

Kebutuhaan air minum yang sehat menjadi syarat mutlak dan menjadi sesuatu yang urgen. Gerakan hemat air dan penanaman pohon senantiasa menjadi gerakan yang bereksinambungan dan dilaksanakan terus menerus.

Salam Kompasiana.

Manado, 4 September 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun