Mohon tunggu...
Johanes Kuntjoro Adisardjono
Johanes Kuntjoro Adisardjono Mohon Tunggu... Saat ini mendapat kepercayaan di suatu perusahaan anak BUMN sebagai Komisaris Independen

Mempunyai pengalaman lebih dari 30tahun di bidang perbankan, pada bidang Akuntansi, Operasional Cabang, Audit, Kepatuhan dan Manajemen Risiko.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pertobatan Ekologis Menuju Bumi Hijau Untuk Hidup Berkelanjutan

27 September 2025   20:10 Diperbarui: 27 September 2025   20:10 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Flyer Seminar Kesadaran EKologis. (Sumber : design by Panitia Seminar Lingkungan Hidup Gereja Hati Kudus Paroki Kramat)

(Tulisan ini merupakan Sebagian laporan dari Seminar tentang Kesadaran Ekologis dan Peran serta umat,  yang diadakan di Gereja Hati Kudus Paroki Kramat pada hari Minggu tanggal 14 September 2025 yang lalu. Penulis menjadi salah satu pembicara bersama dengan para pegiat pecinta lingkungan Suster Irene OSU, Romo Chris SJ, Bp RB Soetarno -- Penerima Kalpataru dan Bp Wakijo penemu manfaat air langit yang menyehatkan. Acara Seminar diselenggarakan oleh Seksi Lingkungan Hidup Paroki Kramat, dibawah pimpinan Bp Bambang Trisno Sejati dan dengan dukungan dari Dewan Paroki Harian Romo Alforinus Gregorius Pontus OFM serta Bp DR Haryo Pamungkas).

Foto Berbagai benacan alam.
Foto Berbagai benacan alam.
Sumber : https://2.bp.blogspot.com/-KkaVxNgqKSI/WPOH1pISn_I/AAAAAAAADfM/jK0-GnvsJNI8m92NQ49S4LLGHyX6dHZ1QCK4B/w680/Gambar_Bencana_Alam.jpg

Bumi Meratap

Tulisan mengenai kondisi Bumi ini mungkin sudah banyak yang menulis dan mengupas, tapi tidak ada salahnya menuliskannya lagi. Karena sudah banyak yg menulis dan menghimbau untuk menyayangi Bumi kita ini sebagai rumah tinggal bersama, tapi ternyata kerusakan Bumi masih terus berlangsung dan terus terjadi. Kondisi Bumi yang semakin berat untuk mendukung milyaran umat manusia yang tinggal diatasnya, dan adanya perubahan iklim, banyak bencana alam, banyak mengalami kelaparan, kemiskinan dan berbagai penderitaan disatu sisi, sementara disisi lain ada Sebagian kecil yang bisa menikmati kemewahan dalam hidup. Padahal kita ini tinggal dalam satu planet yaitu Bumi.

Atas dasar keprihatinan tersebut dan memperingati ulang tahun gerakan Laudato Si' yang digagas oleh Paus Fransiskus (alm) pada tahun 2015, maka seminar tersebut diadakan sebagai bagian untuk terus mengupayakan kesadaran ekologis, dan kemudian diharapkan terjadi pertobatan ekologis sehingga peran umat, peran masyarakat umum untuk mencintai Bumi melalui gerakan nyata semakin terwujud dan semakin tersebar. Romo Chris dan Suster Irene menyuarakan dengan lantang bahwa aksi melakukan gerakan Laudato Si' ini sudah harus terus dilakukan, oleh semua umat, lintas golongan, lintas sosial bahkan lintas spiritual.

Bumi tempat kita tinggal, seperti rumah besar dengan seorang ibu dan mempunyai keluarga besar dengan berbagai jenis, karakter, kelakuan, kebutuhan dan keinginan. Rumah besar ini saling terhubung satu sama lain dan saling mempengaruhi, walau mungkin dibeberapa tempat ada yang tidak merasakan dan mungkin juga tidak peduli, namun di tempat lain ada yg menderita dan tidak tahu harus bagaimana mengatasinya. Bumi tempat kita tinggal ini saat ini sudah payah untuk mendukung habitat di bumi. Habitat didalam laut - biota laut, bahkan yang hidup ditempat paling dalam - , ternyata terhubung dengan habitat yang diatas permukaan bumi dan habitat diudara. Dan kerusakan akibat ulah manusia ternyata sudah masuk merasuk kedalam Bumi, bahkan sampai di tempat yang paling dalam yang tidak terbayangkan semuanya. Bila tidak dilakukan gerakan bersama sama untuk menyayangi bumi, dikawatirkan generasi berikutnya akan semakin banyak yg menderita.

Bumi seakan akan menyuarakan kesakitannya dengan berteriak, dengan menggeliat tak tentu Perubahan Cuaca atau iklim yg akhir akhir ini susah ditebak, peningkatan suhu bumi, gerakan lempeng patahan bumi, banjir bandang, tsunami air laut dan angin besar yang menimpa kawasan  pemukmiman penduduk dan masih ada lagi bencana yang lain. Bumi seolah berteriak minta tolong, karena bumi hampir  tidak dapat bernapas lagi. Permukaan bumi sdh ditutupi plastik dan sampah lainnya yang tidak mudah terurai, yang tidak bisa diserap perut bumi. Bumi yang harus mendukung kehidupan tanaman dan nanti menghasilkan O2, tidak mempunyai daya lagi untuk menumbuhkan habitat diatasnya, akibat terkikis, akibat banjir, akibat diolah sembarangan, akibat pemukmiman manusia, akibat tertutup sampah. Air bersih semakin sulit dan semakin mahal.

Gerakan untuk lebih menyayangi ibu pertiwi datang di tahun 2000 ketika 189 negara anggota PBB pada September 2000 menandatangai  MDGs (Millennium Development Goals) dan kemudian pada tahun 2012, 193 negara anggota PBB mengadopsi  SDGs (Sustainable Development Goals) (Wikipedia : Millenium Development Goals). Pada 24 Mei tahun 2015 Paus Fransiskus dari sisi spiritual menerbitkan ensiklik Laudato Si'. Hal ini membuat gerakan spiritual dan sekular bertemu untuk saling mendukung dalam keprihatinan atas perlunya kesadaran ekologi, perubahan iklim, dukungan kepada yang lemah dan miskin serta perlunya pembangunan berkelanjutan. 

Paus Fransiskus mengingatkan bahwa gerakan mencintai bumi ini harus dilakukan semua pihak, lintas agama, lintas sosial, lintas semua sekat sekat yg ada di bumi ini (Ismartana : Katekismus Laudato Si' 2025).   Paus Fransiskus meneladani Santo Fransiskus dari Asisi yang menyebut semua ciptaan Tuhan dengan Saudara / Saudari seperti Saudara Matahari, Saudari Bulan, Saudari Bumi. Kita harus menyayangi Bumi ini dengan sungguh sungguh memperhatikannya. Alangkah baiknya bila anda menyempatkan waktu untuk melihat film Letter from Pope : Laudato Si'. Film ini menggambarkan keterhubungan semua bagian diberbagai belahan Bumi. Tidak ada yang berdiri sendiri, semua terhubung. Yang saat ini merasa nyaman nyaman saja, jangan terus merasa aman, karena kita tidak tahu yang sedang terjadi dibawah Bumi kita.

Bagaimana kita agar lebih dapat menyayangi Bumi? Apa yang bisa kita lakukan? Banyak ternyata : kurangi sampah, pilah sampah, kurangi karbon - perbanyak bersepeda, kurangi plastik, kurangi penggunaan pestisida, hemat air, hemat listrik, konsumsi secukupnya, melakukan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Mari kita cintai Bumi ini, sayangi Planet kita, karena ini rumah kita bersama, rumah kita saat ini dan rumah untuk anak cucu, cicit, buyut dan keturunan selanjutnya. Kita perbaiki perilaku kita kepada Bumi, agar anak cucu keturunan kita dimasa datang tidak lebih menderita, bahkan mereka bisa lebih baik untuk tinggal di Bumi tercinta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun