Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Update Pandemi: Ancaman yang Berevolusi, Bagian 3/3

3 September 2021   05:02 Diperbarui: 3 September 2021   05:05 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada peringatan besar sekitar 2000 bahwa mungkin kita perlu mengganti vaksin hepatitis B, karena varian pelarian telah muncul." kata Read. Akan tetapi variannya belum menyebar ke seluruh dunia. Varian itu bisa menginfeksi kontak dekat dari orang yang terinfeksi, tetapi kemudian menghilang. Virus tampaknya menghadapi pertukaran antara penularan dan pelarian imun. Pertukaran semacam itu kemungkinan juga ada untuk SARS-CoV-2.

Beberapa petunjuk tentang jalur masa depan SARS-CoV-2 mungkin berasal dari virus corona dengan sejarah yang jauh lebih lama pada manusia, yaitu yang menyebabkan pilek. Beberapa virus diketahui menginfeksi kembali orang, tetapi sampai saat ini tidak jelas apakah itu karena imunitas pada orang yang pulih berkurang, atau karena virus mengubah permukaannya untuk mengelakkan imunitas.

Pada sebuah kajian yang diterbitkan pada bulan April dalam PLOS Pathogens, Bloom dan para peneliti lain membandingkan kemampuan serum manusia yang diambil pada waktu yang berbeda dalam beberapa dekade terakhir untuk memblokir virus yang diisolasi pada waktu yang sama atau lebih lambat.

Mereka menunjukkan bahwa sampel serum bisa menetralkan jenis virus corona bernama 229E yang diisolasi sekitar waktu yang sama, tetapi tidak selalu efektif melawan virus setelah 10 tahun atau lebih. Virus itu ternyata telah ber-evolusi untuk menghindari imunitas manusia, tetapi butuh 10 tahun atau lebih.

Kata Bloom, "Saat ini sepertinya SARS-CoV-2, setidaknya dalam dalam hal pelarian antibodi, sebenarnya berperilaku sangat mirip dengan virus Corona 229E."

Para peneliti lain sedang menyelidiki SARS-CoV-2 itu sendiri. Dalam pracetak yang diterbitkan bulan ini, para peneliti mengutak-atik virus untuk mempelajari seberapa banyak virus itu harus berubah untuk menghindari antibodi yang dihasilkan pada penerima vaksin dan pasien yang sudah pulih. Mereka menemukan bahwa dibutuhkan 20 perubahan pada protein spike untuk menghindari hampir sepenuhnya respons antibodi saat ini. Itu berarti standar untuk virus melarikan diri sangat tinggi, kata salah seorang penulis, ahli virus Paul Bieniasz dari Universitas Rockefeller. "Tapi sangat sulit untuk melihat ke dalam bola kristal dan mengatakan apakah virus itu mudah masuk atau tidak," katanya.

"Tampaknya masuk akal bahwa pelarian imun sejati itu sulit," simpul William Hanage dari Sekolah Kesehatan Masyarakat T.H. Chan Harvard.

"Namun, argumen balasannya adalah bahwa seleksi alam adalah pemecah masalah yang sangat besar dan virus baru mulai mengalami tekanan nyata untuk mengelakkan imunitas."

Virus Corona mudah melakukan rekombinasi, misalnya, yang bisa memungkinkan varian baru muncul tiba-tiba dengan menggabungkan genom dan sifat dari 2 varian yang berbeda. Pada babi, rekombinasi dari virus Corona bernama virus diare epidemi babi dengan jenis vaksin yang dilemahkan dari virus Corona lain telah menghasilkan PEDV, varian virus yang lebih ganas.

"Mengingat biologi virus ini, rekombinasi mungkin menjadi faktor untuk memahami evolusi berkelanjutan dari SARSCoV-2, "kata Korber.

Mengingat semua ketidakpastian itu, mengkhawatirkan bahwa umat manusia belum melakukan pekerjaan dengan baik dalam membatasi penyebaran SARS-CoV-2, kata Eugene Koonin, seorang peneliti di Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun