Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Metode Penanganan Baru untuk Penyakit Batu Ginjal

28 Agustus 2021   15:59 Diperbarui: 28 Agustus 2021   16:21 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampang batu ginjal pada proses pembentukan yang kompleks. Sumber: Scientific American, September 2021, hlm. 12.

Penyakit batu ginjal, yang juga dikenal sebagai nefrolitiasis atau urolitiasis, terjadi ketika sepotong material padat (batu ginjal) berkembang dalam saluran kemih.

Batu ginjal biasanya terbentuk dalam ginjal dan meninggalkan tubuh dalam aliran urin. Batu batu ginjal yang kecil bisa lewat tanpa menimbulkan gejala, namun, batu ginjal yang tumbuh lebih dari 5 milimeter bisa menyebabkan penyumbatan ureter, yang mengakibatkan nyeri parah di punggung bagian bawah atau perut.

Batu ginjal juga bisa menyebabkan perdarahan dalam urin, muntah-muntah, atau buang air kecil yang menyakitkan.

Batu ginjal, batu mineral yang bergerigi itu, bukan mengkristalisasi, tetapi bisa larut dan terbentuk kembali lagi.

Para peneliti medis siap untuk memetakan seluruh proses pembentukan batu ginjal untuk pertama kalinya, berkat wawasan dari sumber yang tidak diduga-duga: geologi.

Kerangka kerja itu digabungkan dengan seperangkat peralatan mikroskopik mutakhir dan sebuah peranti baru yang bisa menumbuhkan batu ginjal di laboratorium, dan para peneliti sedang mengembangkan cara-cara baru untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan batu ginjal.

Penyakit batu ginjal terjadi ketika kristal mineral yang bergerigi terbentuk dalam urin di dalam ginjal. Masalah yang menyiksa ini mempengaruhi setiap sekitar 1 dari 10 orang dewasa dan terus meningkat, terutama pada wanita dan remaja.

"Penyakit batu ginjal umum, melemahkan dan penanganannya mahal, baik untuk sistem perawatan kesehatan maupun para individu. Selain itu, penyakit batu ginjal juga berulang, jika Anda pernah mengalaminya, ada kemungkinan sekitar 50 persen untuk Anda segera mengalami lagi, "kata ahli urologi Margaret Pearle, yang merawat penyakit batu ginjala di Pusat Medis Southwestern Medical Center  Texas dan tidak berpartisipasi dalam penelitian baru itu.

Ahli geobiologi Bruce Fouke mengalihkan lensa mikroskopnya dari terumbu karang ke batu ginjal sekitar 1 dekade yang lalu.

Fouke bekerja dengan para ahli biologi dan dokter di Klinik Mayo dan Universitas Illinois di Urbana-Champaign. Fouke menemukan bahwa batu ginjal mirip dengan banyak batu lain di alam: sebagian larut dan terbentuk kembali berkali-kali ketimbang mengkristalisasi sekaligus. 

"Saat itulah kami menyadari bahwa batu ginjal cukup dinamis dan memiliki fase-fase pelarutan, jadi mungkin ada cara untuk memanfaatkan fase-fase pelarutan itu dan merawat para individu dengan batu ginjal," kata kolaborator Fouke, Amy Krambeck, seorang ahli urologi di Northwestern Medicine.

"Ada beberapa hewan atau model laboratorium yang baik untuk mempelajari pembentukan batu ginjal," kata Krambeck.

Fouke dan kolega-koleganya lalu mengembangkan sebuah peranti baru yang disebut GeoBioCell, sebuah kartrid yang dirancang untuk meniru struktur-struktur internal ginjal yang rumit. GeoBioCell memungkinkan para ilmuwan mengukur dan menghubungkan bagaimana berbagai faktor, termasuk aktivitas sel ginjal, serta mikrobioma urin, kimia dan aliran, bisa mempengaruhi pertumbuhan batu ginjal. 

Memvariasikan salah satu faktor bisa membuat batu ginjal berkembang dan larut dengan cara-cara yang berbeda.

Dalam penelitian terbaru mereka, yang dirangkum dalam Nature Reviews Urology, para peneliti terutama menggunakan GeoBioCell untuk mempelajari pertumbuhan kristal Kalsium oksalat, yang menyumbang sekitar 70 persen batu ginjal.

Sebelum penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Fouke, kristal-kristal ini dianggap hampir tidak mungkin larut, tetapi Fouke dan kolega-koleganya menemukan bahwa batu-batu ginjal itu, pada kenyataannya, sebagian larut dalam tubuh sebelum tumbuh kembali.

Penampang batu ginjal. Sumber: Scientific American, September 2021, hlm. 14.
Penampang batu ginjal. Sumber: Scientific American, September 2021, hlm. 14.

Para ilmuwan sekarang menggunakan GeoBioCell untuk memeriksa dengan tepat bagaimana batu ginjal terbentuk, dan mereka berharap bisa mengidentifikasi cara memulai atau memperpanjang fase pelarutan batu ginjal dengan menggunakan obat-obatan.

Mereka juga menggunakan peranti baru itu untuk menguji berbagai protein (termasuk osteopontin terkait tulang) yang berpotensi menghambat pertumbuhan batu ginjal jika diberikan sebagai obat.

Selain itu, mereka sedang menyelidiki mikroorganisme dan komunitas mikroba spesifik yang mungkin memiliki dampak pada pembentukan batu ginjal. Penelitian ini memiliki potensi luar biasa untuk mengidentifikasi proses-proses ginjal yang bisa ditargetkan dengan obat-obatan atau intervensi lain, dan kemungkinan akan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi dan mengobati kekambuhan penyakit batu ginjal.

Kepustakaan
1. Barath, Harini, Kidney Stone Geology, Scientific American, September 2021, hlm. 12-14.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 28 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun