"Saat itulah kami menyadari bahwa batu ginjal cukup dinamis dan memiliki fase-fase pelarutan, jadi mungkin ada cara untuk memanfaatkan fase-fase pelarutan itu dan merawat para individu dengan batu ginjal," kata kolaborator Fouke, Amy Krambeck, seorang ahli urologi di Northwestern Medicine.
"Ada beberapa hewan atau model laboratorium yang baik untuk mempelajari pembentukan batu ginjal," kata Krambeck.
Fouke dan kolega-koleganya lalu mengembangkan sebuah peranti baru yang disebut GeoBioCell, sebuah kartrid yang dirancang untuk meniru struktur-struktur internal ginjal yang rumit. GeoBioCell memungkinkan para ilmuwan mengukur dan menghubungkan bagaimana berbagai faktor, termasuk aktivitas sel ginjal, serta mikrobioma urin, kimia dan aliran, bisa mempengaruhi pertumbuhan batu ginjal.Â
Memvariasikan salah satu faktor bisa membuat batu ginjal berkembang dan larut dengan cara-cara yang berbeda.
Dalam penelitian terbaru mereka, yang dirangkum dalam Nature Reviews Urology, para peneliti terutama menggunakan GeoBioCell untuk mempelajari pertumbuhan kristal Kalsium oksalat, yang menyumbang sekitar 70 persen batu ginjal.
Sebelum penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Fouke, kristal-kristal ini dianggap hampir tidak mungkin larut, tetapi Fouke dan kolega-koleganya menemukan bahwa batu-batu ginjal itu, pada kenyataannya, sebagian larut dalam tubuh sebelum tumbuh kembali.
Para ilmuwan sekarang menggunakan GeoBioCell untuk memeriksa dengan tepat bagaimana batu ginjal terbentuk, dan mereka berharap bisa mengidentifikasi cara memulai atau memperpanjang fase pelarutan batu ginjal dengan menggunakan obat-obatan.
Mereka juga menggunakan peranti baru itu untuk menguji berbagai protein (termasuk osteopontin terkait tulang) yang berpotensi menghambat pertumbuhan batu ginjal jika diberikan sebagai obat.
Selain itu, mereka sedang menyelidiki mikroorganisme dan komunitas mikroba spesifik yang mungkin memiliki dampak pada pembentukan batu ginjal. Penelitian ini memiliki potensi luar biasa untuk mengidentifikasi proses-proses ginjal yang bisa ditargetkan dengan obat-obatan atau intervensi lain, dan kemungkinan akan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi dan mengobati kekambuhan penyakit batu ginjal.
Kepustakaan
1. Barath, Harini, Kidney Stone Geology, Scientific American, September 2021, hlm. 12-14.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 28 Agustus 2021
Johan Japardi