Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Update Teknologi: Pengelolaan Ventilasi di Tengah Pandemi

24 Agustus 2021   08:35 Diperbarui: 24 Agustus 2021   09:10 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari pertama kembali ke Sekolah Dasar Peternakan Tustin di Kalifornia pada 11 Agustus 2021. Sumber: New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 12.



Memaksimalkan aliran udara di ruang publik sangat penting untuk memutus penularan Covid-19, tetapi masih ada pertanyaan tentang teknologi apa yang digunakan dan harus seberapa efektif teknologi itu.

Ketika malam mulai tiba di Inggris, anak-anak sekolah di belahan bumi utara mulai kembali memasuki kelas, dan ada 3 kata yang harus tertulis di setiap papan tulis: Ventilasi, Ventilasi, Ventilasi.

"Ventilasi adalah tindakan pengendalian yang sangat penting untuk Covid-19," kata Cath Noakes, seorang enjinir lingkungan di Universitas Leeds, Inggris, dan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Scientific Advisory Group for Emergencies /SAGE) pemerintah Inggris.

Sekolah adalah mata rantai yang lemah dalam mengendalikan penyebaran virus, yang dipadati sebagian besar anak-anak yang tidak divaksinasi, dengan jarak fisik yang merupakan sebuah  tantangan.

Namun, ventilasi juga harus diperhatikan di semua tempat di mana orang berkumpul dalam jumlah besar: kantor, pub, restoran, universitas, pusat kebugaran, fasilitas kesehatan, tempat hiburan, toilet umum, tempat ibadah dan angkutan umum.

Fokus pada ventilasi ini muncul karena pemahaman kita yang semakin berkembang tentang bagaimana virus Corona SARS-CoV-2 bisa ditularkan.

Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan saran di Twitter yang menyatakan:
"FAKTA: #Covid-19 tidak menyebar melalui udara. Virus Corona terutama ditularkan melalui tetesan-tetesan yang dihasilkan ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara."

Sejak itu, semakin banyak bukti yang bertentangan dengan saran ini telah meyakinkan WHO untuk mengubah posisinya.

Sekarang dipahami bahwa penularan virus itu bisa melalui udara.

Pada Maret 2021, WHO mengeluarkan panduan baru tentang ventilasi: "Risiko terkena Covid-19 lebih tinggi di tempat yang ramai dan tidak berventilasi."

Tampaknya ruang-ruang terbuka adalah tempat virus itu menyebar secara lebih efisien melalui tetesan-tetesan pernapasan atau aerosol-aerosol, jadi penting bagi kita untuk mengambil tindakan pencegahan.

Sekarang kita tahu bahwa virus itu bisa diangkut dan menyebar melintasi ruangan dalam bentuk partikel-partikel yang sangat kecil, dan bisa menumpuk di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk.

Akan tetapi, ventilasi seringkali merupakan sebuah masalah yang tidak berwujud, dan ventilasi adalah salah satu mitigasi yang paling sulit untuk diaplikasikan dengan baik. Udara sangat kompleks, bahkan aturan seperti "buka jendela" memiliki nuansa itu: suatu hari Anda mungkin mendapatkan ventilasi yang baik, hari berikutnya Anda mungkin mendapatkan ventilasi yang berbeda.

Demikian pula mendefinisikan apa yang merupakan ventilasi yang baik di udara. Parameter dasarnya adalah berapa kali udara dalam sebuah ruangan diganti sepenuhnya per jam, tetapi bagaimana hal itu diterjemahkan menjadi perlindungan terhadap aerosol-aerosol yang sarat virus masih kabur.

Kita tidak benar-benar tahu berapa tingkat ventilasi yang tepat yang kita butuhkan di gedung-gedung untuk mengelola infeksi, dan setiap bangunan berbeda, dan kita perlu melakukan beberapa penelitian baru.

Kualitas Udara yang Tidak Diketahui
Itu menyulitkan orang untuk mengukur apakah sebuah ruang dialiri udara secara memadai. Sangat baik jika semua orang "berventilasi," tetapi bagaimana kita bisa tahu bahwa ruang-ruang publik tidak berventilasi baik jika kita tidak memiliki standar yang jelas, jika standar itu tidak dipublikasikan dan jika ruangan-ruangan itu tidak dipantau?

Akan tetapi, ada hal-hal yang bisa dilakukan. Dari sudut pandang individu, tindakan yang paling efektif adalah berinvestasi dalam monitor Karbon dioksida (CO2), yang memperkirakan konsentrasi udara yang dihembuskan di sebuah ruangan.

Konsentrasi CO2 memberitahu kita berapa banyak udara di ruangan itu yang dihembuskan oleh orang lain orang, jadi itu adalah proksi untuk tingkat ventilasi.

Para pemilik dan pengelola gedung juga memiliki peranan kunci. Gedung-gedung yang dikelola dengan baik akan membuat perbedaan yang besar.

Komuter. Sumber: New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 14.
Komuter. Sumber: New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 14.

Para komuter menaiki sebuah kerata bawah tanah jalur Jubilee di London pada 19 Juli 2021.

Seberapa Baik Ventilasi di Area Lokal Kita?
Cara termudah untuk memeriksa apakah sebuah ruangan berventilasi baik adalah dengan menggunakan sebuah monitor CO2. Jumlah CO2 memberitahu kita berapa banyak udara yang dihembuskan oleh orang lain, asalkan tidak ada sumber lain, misalnya kompor gas. Udara luar ruangan memiliki konsentrasi CO2 sekitar 410 bagian per juta (ppm).

Meskipun tidak ada data spesifik tentang harus seberapa berventilasi sebuah ruangan untuk mencegah penularan virus Corona, konsentrasi di bawah 800 ppm dianggap oleh para ilmuwan berventilasi baik, di atas 800 ppm perlu dikhawatirkan dan di atas 1.500 ppm sebagai tanda kita harus segera keluar dari ruangan itu.

New Scientist menguji udara di berbagai lingkungan di sekitar London. Hasilnya diberikan pada gambar di bawah ini.

Seberapa Baik Ventilasi di Area Lokal Kita? Diadaptasi dari: New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 13.
Seberapa Baik Ventilasi di Area Lokal Kita? Diadaptasi dari: New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 13.

Kepustakaan:
1. News, The Ventilation Problem, New Scientist, 21 Agustus 2021, hlm. 12-14.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 24 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun