Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tabiat Sun Go Kong, Si Kera Sakti

14 Agustus 2021   16:06 Diperbarui: 14 Agustus 2021   16:06 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan ke barat. Sumber: https://www.thechairmansbao.com/wp-content/uploads/2019/10/Journey-to-the-West.jpg

Xuanzang harus sering-sering mengoreksi dan menghukum si kera yang nakal dan si babi yang sensual, karena muridnya yang satu itu selalu bertindak berdasarkan pikirannya yang tidak sempurna dan yang satu lagi nafsunya yang lebih rendah.

Instink manusia berupa kelemahan moral, kemarahan, balas dendam, ketidaksabaran, sensualitas, kurangnya pengampunan, kesombongan diri, kurangnya kerendahan hati, dll. selalu muncul selama ziarah umat manusia menuju ke kesucian.

Peningkatan daya rusak berjalan seiring dengan peningkatan kepintaran manusia, karena seperti si kera sakti dengan kekuatan sihirnya, sekarang kita bisa berjalan di atas awan dan jungkir balik di udara, mengganggu orang lain seperti si kera yang mencabut bulu kakinya dan mengubah bulu itu menjadi kera-kera kecil untuk menyerang musuhnya, atau mengetuk gerbang-gerbang surga, menyingkirkan para penjaga gerbang surgawi dengan kasar dan meminta kedudukan di antara para dewa.

Sunwukong pintar, tetapi dia juga sombong. Dia memiliki ilmu sihir untuk memuluskan jalannya ke surga, tetapi dia tidak memiliki cukup kewarasan dan keseimbangan dan kesederhanaan untuk hidup damai di sana. Ada kenakalan dan jiwa memberontak dalam dirinya, dan itulah sebabnya ketika dia memasuki surga dia menciptakan suasana ketakutan yang hebat, seperti singa liar yang dilepaskan dari kandang hewan di jalanan kota, dalam episode pendahuluan sebelum dia bergabung dengan para peziarah di bawah bimbingan Xuanzang.

Kenakalan bawaan Sunwukong sangat sulit dikoreksi, dan dia bahkan mengacaukan Pesta Makan Malam Tahunan yang diselengggarakan Ibu Suri Surga Barat.

Jika kita berperilaku seperti Sunwukong, kita akan memberontak dan tidak akan ada kedamaian dan kerendahan hati dalam diri kita sampai kita disadarkan sebagaimana Sunwukong disadarkan oleh Guanyin, sang Dewi Welas Asih. Setelah itu, dia bahkan masih banyak melakukan perbuatan yang memperturutkan kesombongan, yang secara panjang lebar bisa kita ikuti dari novel Xiyouji maupun serial drama dari berbagai versi.


Catatan:
Artikel ini adalah tulisan yang saya buat dalam rangka memberikan ringkasan pengantar untuk anak saya, Putri Natalia, ketika dia mulai membaca novel Sun Go Kong, Legenda Kera Sakti, karya Yan Wijaya. Ringkasan ini saya buat hanya berdasarkan ingatan saya hasil membaca buku Yan maupun menonton serial drama.

Jonggol, 14 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun