Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Meneladani Orang Tua yang Produktif Tanpa Batas Usia

7 Agustus 2021   04:19 Diperbarui: 7 Agustus 2021   06:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok pensiunan lansia menghadiri kelas seni. Sumber: thinckstock

Di sisi lain, banyak pekerja telah mengadopsi pengurangan pekerjaan mereka di sekitar 55 atau 60, atau bahkan berganti karir, tetapi masih bekerja selama 15-20 tahun lagi (ini berarti sampai usia 75-80).

Ivan Burnell
Seperti yang bisa dibaca dari artikel-artikel saya sebelumnya, saya mengenal Ivan Burnell sejak September 2001, ketika dia berusia 71 tahun. 30 tahun sebelumnya, pada usia 41 tahun, dia mengalami sebuah kecelakaan parah yang membuatnya tidak bisa mengerjakan apa-apa selama 3 tahun, ditinggalkan oleh istrinya, kehilangan segalanya, dan menjadi gembel.

Pada usia 44 tahun, Ivan bangkit kembali dari keterpurukannya dan menjadi seorang movivator pengembangan kepribadian, penulis buku, dsb. Di sela kesibukannya yang mendatangkan uang, Ivan membagikan pengetahuan dan keahliannya secara gratis kepada banyak orang, antara lain yang pernah saya saksikan adalah kepada para anggota Profesional Pengangguran (Unemployed Professionals).

Irene Coombs
Irene adalah seorang manula tetangga Ivan yang bahkan hampir 10 tahun lebih tua dari Ivan. Hal yang lucu bagi saya adalah setiap kali melihat dia menyapa Ivan dengan "Ivan boy" yang bisa bermakna "dik Ivan" atau bahkan "nak Ivan."

Pada waktu itu, Irene dan suaminya sudah pensiun dan "menikmati hari tua" mereka dengan melakukan kegiatan sehari-hari yang menyenangkan mereka, menanam bunga, memasak makanan secara bergiliran atau berduaan, dan kegiatan lainnya. Irene saya juluki "Nyonya kue muffin Jumat" karena setiap hari Jumat dia mengantarkan kue buatannya ke rumah Ivan.

12 tahun setelah saya kembali ke Indonesia, pada 13 Januari 2013, Ivan menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa bulan dioperasi jantung untuk ke-4 kalinya. Sampai sebelum dia diopname di rumahsakit, Ivan tidak pernah pensiun.

Belakangan saya mendengar dari istri ke-2 Ivan, Dagny, bahwa Irene sudah dimasukkan ke panti jompo setelah suaminya meninggal.

Sekarang, bahkan saya tidak pernah lagi mendengar kabar Irene maupun Dagny.

Saya melihat pensiun sebagai pedang bermata 2 dan sangat tergantung pada bagaimana kita menyikapinya, membuat perencanaan yang tepat entah tidak pensiun seperti Ivan atau pensiun seperti Irene.

Saya ajak pembaca sekalian untuk mengambil esensi pensiun berdasarkan uraian di atas:
1. Pada zaman ketika harapan hidup hanya 26-40 tahun, pensiun atau tidak, banyak orang yang sudah tidak bekerja di atas usia 40 tahun. Yang masih hidup dan tetap bekerja mengalami masalah kesehatan terkait keterbatasan teknologi penanganan penyakit pada masa itu.

2. Dengan meningkatnya harapan hidup dan berpatokan pada pensiun, katakanlah pada usia 65, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat perencanaan sebelum usia itu adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun