Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Zhuangzi Bertemu Tengkorak dan Ketika Istri Zhuangzi Meninggal

3 Mei 2021   04:22 Diperbarui: 3 Mei 2021   06:16 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
taoessentials.blogspot.com

Aku Berhenti Menangis.

1. Zhuangzi Bertemu Tengkorak
Zhuangzi pergi ke negeri Chu dan melihat tengkorak kosong dengan kerangka kosong dan kering. Dia memukul tengkorak itu dengan pecut dan bertanya,

"Apakah kau datang ke sini karena kau menyukai kesenangan dan hidup berfoya-foya?
Apakah kau seorang pengungsi yang melarikan diri dari hukum?
Apakah kau melakukan sesuatu yang salah dan telah mempermalukan orangtua dan keluargamu?
Atau apakah kau mati kelaparan?
Atau apakah kau sampai pada usia tua dan mati secara alami?"

Setelah mengatakan ini, Zhuangzi pun mengambil tengkorak itu dan tidur di atasnya sebagai bantal.

2. Istri Zhuangzi Meninggal
Ketika istri Zhuangzi meninggal, Huizi mendatangi dia untuk menyatakan belasungkawa, tetapi menemukan Zhuangzi sedang berjongkok di atas tanah dan menyanyikan sebuah lagu, mengalahkan waktu dengan memukul baskom tembikar. 

"Waduh, seumur hidupnya, wanita ini telah tinggal bersamamu dan melahirkan anak-anakmu. Taruhlah tidak jadi masalah kau tak menangis ketika raga tuanya meninggal, tapi bukankah terlalu berlebihan jika kau mesti memukul baskom dan bernyanyi?"

Dan Zhuangzi menjawab,
"Kau salah.
Ketika dia pertama kali meninggal,
aku juga tidak bisa menahan perasaan sedih dan terharu,
tetapi setelah merefleksikan bahwa pada awalnya dia tidak memiliki kehidupan,
dan bukan hanya tidak memiliki kehidupan,
dia juga tidak memiliki bentuk tubuh;
dan bukan hanya tidak memiliki bentuk tubuh,
dia tidak memiliki roh.

Terjebak dalam arus kehidupan yang terus-menerus berubah ini,
dia menjadi roh,
roh itu menjadi tubuh,
dan tubuh itu menjadi hidup.

Sekarang dia telah berubah lagi dan menjadi mati,
dan dengan melakukan itu dia telah menggabungkan diri dengan
prosesi abadi musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.

Mengapa aku harus membuat begitu banyak kebisingan dan meratapi dan menangisi dia sementara tubuhnya terbaring dengan tenang di rumah besar itu? Itu akan menjadi kegagalan untuk memahami haluan segala sesuatu. Makanya aku berhenti menangis."

Dari yang pernah saya baca, setelah memakamkan sang istri, Zhuangzi mengipas-ngipasi pusaranya.

Catatan:
1. 莊子/庄子 Zhuangzi, Guru Zhuang, (akhir abad ke-4 SM) adalah tokoh penting dalam Daoisme Filosofis Klasik. Zhuangzi juga judul kompilasi dari tulisannya dan tulisan orang lain pada puncak periode klasik filosofis halus di China (abad ke-5 SM s/d ke-3 SM). Periode itu ditandai dengan refleksi humanis dan naturalis tentang normativitas yang dibentuk oleh metafora dao - sebuah jalur sosial atau jalur alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun