Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Anak Bertanya: Negatif Kali Negatif Kok Positif?

25 April 2021   22:30 Diperbarui: 27 April 2021   13:50 3875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukti paling awal tentang bilangan nol (0) ditemukan pada kebudayaan Sumeria di Mesopotamia, kira-kira 5.000 tahun yang lalu.
Bilangan 0 dan pengoperasiannya pertama kali didefinisikan oleh Brahmagupta, astronomer dan matematikawan Hindu,  pada 628 M.

Bilangan negatif juga dinyatakan oleh Bramagupta pada abad ke-7 M, yang menggunakan gagasan "kekayaan" dan "hutang" untuk bilangan positif dan negatif.

Terkait bilangan negatif, kita juga biasa menggunakan analogi hutang untuk menjelaskannya kepada anak.
Contoh:
-2 x 5 = -10
Seseorang berhutang $2 sebanyak 5 kali, jadi:  
-2 x 5 = (-2) + (- 2) + (- 2) + (-2) + (-2) = -10
hutangnya menjadi $10.

Bagaimana dengan: (-2)(-5) = ?
Apakah kita menjelaskannya dengan:
Seseorang berhutang $2 sebanyak 5 kali, lalu menyicil hutang itu sebanyak 5 kali juga, jadi:
(-2) x (-5)
= - (-2) - (- 2) - (- 2) - (-2) - (-2)
= +2 + 2 + 2 +2 +2
= 10

Atau dengan menggunakan sifat komutatif perkalian:
a.b = b.a
(-2)(-5) = (-5)(-2) = -(-5)-(-5) = +5 + 5 = 10
Seseorang berhutang $5 sebanyak 2 kali, lalu menyicil hutang itu sebanyak 2 kali juga.

Kali ini, si anak agak kesulitan menyambungkan logikanya dengan pembuktian yang agak paradoksal ini, karena dia memikirkan bahwa kalau dikaitkan dengan cicilan 5 kali, mestinya hutang orang itu menjadi 0. Bagaimana pula kalau hutang itu merupakan angka yang besar dan frekuensi penyicilannya tinggi?

Jawaban untuk pertanyaan di atas bisa dijelaskan secara umum dengan melibatkan sebuah bilangan positif lalu kalkulasinya mengikuti contoh barusan.
(-2)(-5) =
Suku pertama ditambah 2 (bilangan positif), akibatnya hasil perkaliannya menjadi 0.
(-2+2)(-5) = 0

Dengan menggunakan sifat distributif perkalian, (a+b).c = ac + bc, maka persamaan di atas menjadi:
(-2+2)(-5) = (-2)(-5) + 2(-5) = 0

Ini memunculkan kembali persamaan semula ((-2)(-5))
(-2)(-5) + (-10) = 0

Sehingga:
(-2)(-5) = 0-(-10) = 10

Perhatikan dengan cermat alur penyelesaian soal di atas.

Jonggol, 25 April 2021

Johan Japardi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun