Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bunga Tak Sebanding Wanita

15 April 2021   15:00 Diperbarui: 24 April 2021   11:24 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diadaptasi dari: https://www.deviantart.com/a-thammasak/art/Chinese-4-Beauties-83679099

Empat Wanita Tercantik: Xi Shi, Wang Zhaojun, Diaochan, dan Yang Guifei.

Dalam karya sastra, kecantikan seorang wanita selalu dibandingkan dengan bunga

Mengapa perbandingan dibuat seperti ini? Ini terbalik, karena wanita itu tidak ada bandingannya, nomor wahid!
Akibatnya, terpaksalah orang yang hendak membuat perbandingan itu membalikkan urutannya. Perbandingan pun dilakukan kepada (bukan dari) si nomor dua, bunga! Lama kelamaan, orang pun mengira bungalah yang lebih unggul karena selalu dijadikan acuan perbandingan itu.

Salah seorang penulis yang sangat saya kagumi dan tulisannya saya gemari adalah Lin Yutang, yang mungkin dikenal hanya sebagai seorang penulis hebat, walaupun sekarang namanya seakan semakin "redup." Saya mengoleksi hampir 40 judul buku karya Lin Yutang dalam bahasa Inggris dan saya akan menuliskan sebuah artikel yang khusus membahas tentang Lin Yutang, tapi sekarang, dalam tahap introduksi, saya mau memberitahukan bahwa beliau bersahabat antara lain dengan Kawabata Yasunari, penulis Jepang yang memenangi hadiah nobel dalam bidang sastra pada 1968.

*Penulisan nama Jepang sudah ditertibkan oleh pemerintah Jepang, dan saya mengikuti aturan ini (nama belakang di depan karena ini adalah marga, dan nama depan di belakang, setelah marga). Kaidah Barat selalu menimbulkan kerancuan karena mereka menuliskan nama ini dengan Yasunari Kawabata. Lihat saja tautan ke halaman Wikipedia berbahasa Inggris, terbalik! Yang kena dampaknya antara lain adalah orang China dan orang lain yang menggunakan marga, dan yang mengikuti kaidah terbalik ini adalah misalnya orang Batak, marganya di belakang, padahal orang Batak juga sangat menghormati leluhur mereka.

Lin Yutang tadinya juga bersahabat dengan Pearl Sydenstricker Buck, novelis Amerika dan Pearl* inilah yang melihat bakat besar Lin Yutang dan menyemangati dia untuk mulai menulis. Entah kenapa belakangan mereka bermusuhan.

*Di sini saya menggunakan kebiasaan Indonesia karena saya janggal menyebutnya dengan nama belakang, Buck.

Cukup dulu introduksinya, sekarang kembali ke cerita bunga dan wanita.

Epigram adalah sebuah pernyataan satirik yang singkat, menarik, mudah diingat, dan kadang-kadang mengejutkan.

Dalam buku Lin Yutang yang berjudul The Importance of Living (Makna Hidup), saya menemukan epigram yang ditulis oleh Zhang Chao dalam bukunya Yumengying (Bayangan Mimpi Indah). Di sini saya terjemahkan kutipan dari buku yang dikutip oleh Lin Yutang itu, yang berkenaan dengan bunga dan wanita, yang saya kutip karena hanya Zhang Chaolah yang membuat perbandingan proporsiornal antara bunga dengan wanita, dan pemenangnya selalu wanita. Itu yang benar!

Orang tidak boleh melihat bunga menjadi layu, melihat rembulan tenggelam di bawah cakrawala, atau melihat wanita meninggal pada usia belia.
Orang harus melihat bunga tatkala sedang mekar, setelah menanam bunga itu; harus melihat bulan tatkala purnama, setelah menunggu bulan itu; harus melihat sebuah buku ditulis tuntas, setelah memulai menulisnya; dan harus melihat wanita tatkala mereka sedang sukaria dan bahagia. Jika tidak demikian, tujuan kita kalah. Orang harus melihat wanita cantik di depan meja rias tatkala mereka telah berbedak.

Ada wajah yang jelek tapi enak dipandang, dan ada wajah lain yang tidak enak dipandang walaupun tidak jelek; ada tulisan yang disukai walaupun tidak gramatikal, dan ada tulisan lain yang sangat gramatikal tapi membosankan. Ini sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan kepada orang yang dangkal.

Jika orang menyukai bunga dengan hati yang sama dia menyukai keindahan, dia merasakan pesona istimewa di dalam bunga, jika orang mencintai wanita dengan hati yang sama dia menyukai bunga, dia merasakan kelemahlembutan istimewa dan kasih-sayang yang mengayomi.

Wanita cantik melebihi bunga karena mereka paham bahasa manusia, dan bunga melebihi wanita cantik karena mengeluarkan kesemerbakan; namun... jika orang tidak bisa memiliki keduanya sekaligus, dia harus meninggalkan yang semerbak dan mengambil yang bisa berbicara.

Tatkala meletakkan bunga ke dalam jambangan berwarna cerah, orang harus menyusunnya agar ukuran dan tinggi jambangan sesuai dengan bunga, dan nuansa dan kedalaman warna jambangan harus kontras dengan bunga.

Kebanyakan bunga yang menggiurkan dan indah tidak semerbak, dan bunga dengan lapisan demi lapisan kelopak kebanyakannya jelek. Astaga, alangkah langkanya kepribadian yang sempurna itu! Hanya sang padma yang menggabungkan keduanya.

Bunga plum membuat pria merasa tinggi hati,
anggrek membuat pria merasa dikucilkan,
krisan membuat pria berhati sederhana,
teratai membuat pria puas,
haitang musim semi membuat pria bergairah,
peony membuat pria menjadi sopan,
bambu dan pohon pisang membuat pria menawan,
haitang musim gugur membuat pria anggun,
pinus membuat pria merasa seperti pertapa,
wutung (Sterculia platanifolia) membuat pria berhati bersih,
yangliu (willow) membuat pria sentimental.

Seandainya si cantik memiliki:
wajah bunga,
suara burung,
jiwa rembulan,
ungkapan yangliu,
pesona danau musim gugur,
tulang giok,
kulit  salju.
Puaslah diriku!

Jika tak ada buku di dunia ini, tak ada yang perlu dikatakan, tetapi karena ada buku, bacalah;
jika tak ada arak, tak ada yang perlu dikatakan, tetapi karena ada arak, minumlah;
jika tak ada bukit yang sohor, tak ada yang perlu dikatakan, tetapi karena ada, kunjungilah;
jika tak ada bunga dan tak ada rembulan, tak ada yang perlu dikatakan, tetapi karena ada, nikmati dan "mainkanlah";
jika tidak ada wanita cantik, tak ada yang perlu dikatakan, tetapi karena ada, kasihi dan lindungilah.

Alasan kenapa sebuah cermin tidak menjadi musuh wanita berwajah jelek adalah karena ia tak berperasaan; kalau dia punya, pasti sudah hancur berkeping-keping.

Orang berlemahlembut tatkala berada di hadapan bunga berjambangan indah yang baru dibelinya, betapa harus jauh lebih lemah lembutnyalah dia di hadapan "bunga yang berbicara!"

Tanpa arak dan puisi, sia-sialah bukit dan air;
tanpa dampingan wanita cantik, sia-sialah bunga dan rembulan.

Pria berbakat yang sekaligus tampan, dan wanita cantik yang sekaligus bisa menulis, pendek umurnya. Ini bukan karena para dewa cemburu kepada mereka, tetapi karena orang yang demikian bukan hanya khazanah satu generasi, tetapi khazanah sepanjang zaman, hingga sang Pencipta tidak mau meninggalkan mereka terlalu lama di dunia ini, takut tercemar.

Jonggol, 15 April 2021

Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun